Masalah dapat terjadi setiap saat. Apabila kita tidak punya uang itu
masalah. Kita kaya juga masalah, karena kekayaan itu harus dipertanggung
jawabkan. Jadi, hidup itu tidak akan lepas dari masalah. Nah, saat
mengalami masalah, reaksi orang itu berbeda-beda. Ada yang diibaratkan
seperti wortel, telur, dan kopi.
Lalu apa sih maksud dari wortel, telur, kopi tersebut? Berikut penjelasannya.
Seorang wanita yang baru saja menikah, datang ke ibunya dan mengeluh
soal tingkah laku suaminya. Setelah pesta pernikahan, baru ia tahu
karakter asli sang suami keras kepala, suka bermalas-malasan, cuek,
boros, dsb. Wanita muda itu berharap orang tuanya ikut menyalahkan
suaminya.
Namun betapa kagetnya dia karena ternyata ibunya diam saja, bahkan sang
ibu kemudian malah masuk ke dapur, sementara putrinya terus bercerita
dan mengikutinya.
Sang ibu lalu memasak air. Setelah sekian lama, air mendidih. Sang ibu
menuangkan air panas mendidih itu ke dalam 3 gelas yang telah disiapkan.
Di gelas pertama ia masukkan telur, di gelas kedua ia masukkan wortel.
Dan di gelas ketiga ia masukkan kopi. Setelah menunggu beberapa saat, ia
mengangkat isi ke-3 gelas tadi, dan hasilnya:
Wortel yang keras menjadi lunak, telur yang mudah pecah menjadi keras,
dan kopi menghasilkan aroma yang harum. Lalu sang ibu menjelaskan:
“Nak, masalah dalam hidup itu bagaikan air mendidih. Namun, bagaimana sikap kitalah yang akan menentukan dampaknya.
“Kita bisa menjadi:
1. Lembek seperti wortel.
2. Mengeras seperti telur.
3. Atau harum seperti kopi.
“Jadi, wortel dan telur bukan mempengaruhi air. Mereka malah berubah
oleh air. Sementara kopi malah mengubah air dan membuatnya menjadi
harum. Dalam tiap masalah, selalu tersimpan mutiara yang berharga.
Sangat mudah untuk bersyukur saat keadaan baik-baik saja, tapi apakah
kita dapat tetap bersyukur saat kita ditimpa masalah?
“Ada tiga reaksi orang, saat masalah datang, yaitu:
1. Ada yang menjadi lembek, suka mengeluh dan mengasihani diri sendiri.
2. Ada yang mengeras, marah dan menyalahkan pihak lain.
3. Ada yang justru semakin harum, menjadi semakin kuat dan bijaksana.”
No comments:
Post a Comment