Saturday, February 2, 2013

Lulusan Sma mau ke Jepang

Ilustrasi: menikmati pemandangan bunga sakura di Jepang. (Foto: Japan Guide)
JAKARTA - Punya cita-cita melanjutkan kuliah ke Jepang? Program beasiswa ini cocok untukmu.

Perusahaan Jepang membuka program beasiswa Mitsui-Bussan untuk lulusan SMA/sederajat. Alumni SMA dari jurusan apa pun dengan usia di bawah 20 tahun dapat melamar untuk beasiswa ini.  Syaratnya, sertakan data nilai ujian nasional (UN) dan surat rekomendasi sekolah.

Seperti dikutip dari laman Persatuan Alumni dari Jepang (Persada), Kamis (31/1/2013), jika lolos seleksi, penerima beasiswa berhak atas uang 145 ribu yen, dan kesempatan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Jepang secara gratis. Serunya lagi, beasiswa ini juga akan mencukupi biaya kebutuhan sehari-hari kita, dan tiket pesawat PP Jakarta-Tokyo.

Belum bisa bahasa Jepang? Enggak usah khawatir, peserta program beasiswa ini akan diikutsertakan dalam pendidikan dasar tentang budaya dan bahasa Jepang di Jakarta selama dua bulan. Kemudian, pelajaran ini akan dilanjutkan selama 1,5 tahun di Tokyo. Kita pun bisa mengikuti kuliah S-1 sesuai bidang yang diminati selama empat tahun di perguruan tinggi Jepang pilihan.

Pendaftaran program ini dibuka pada 11 Maret hingga 12 April 2013. Informasi lebih lanjut tentang syarat dan ketentuan beasiswa ini dapat dilihat di laman Persada

Karaton Kasunanan Solo

Karaton Kasunanan Solo



Karaton Kasunanan/Karaton Solo Hadiningrat dibangun tahun 1745 oleh Raja Paku Buwono 11.
Di halaman istana terdapat menara Panggung Sanggabuwana yang sering disebut sebagai tempat bertemu Raja dengan Kanjeng Ratu Kidul, penguasa Laut Selatan. Di dalam Karaton terdapat galeri seni dan museum dengan pusaka-pusaka kerajaan, tempat kereta dan kusirnya, senjata kuno dan keris, serta benda-benda antik lainnya.
Buka:
Setiap hari jam 09.00 - 14.00 WIB, kecuali Hari Jumat.

Situ Bagendit

Mengunjungi objek wisata Situ Bagendit bukanlah hal yang sulit. Jalan aspal mulus semenjak dari kota Garut memungkin segala macam jenis kendaran bisa digunakan untuk menuju kesana. Nama Situ Bagendit sendiri bersal dari legenda rakyat setempat. Situ artinya danau kecil, sedangkan Bagendit diambil dari nama Nyai Endit. Nyai Endit adalah seorang janda kaya raya, tamak, serakah, dan sok kuasa di desanya. Karena ketamakannya, suatu hari seorang pengemis tua memberinya pelajaran. Akibatnya rumah dan segala harta kekayaan Nyai Endit hanyut oleh air.

Objek wisata ini memiliki potensi pemandangan alam yang cukup menarik, sebuah danau besar dengan latar belakang gunung yang menjulang tinggi terlimuti awan di bagian atasnya nampak indah dipandang mata. Beberapa rakit terbuat dari bambu dengan atap dan tempat duduknya yang berwarna-warni, siap mengantar pengunjung untuk mengarungi danau. Tidak hanya rakit, perahu kecil berbentuk angsa dan kano juga disediakan bagi mereka yang ingin lebih privasi dalam menikmati perjalanan melintasi danau. Sekumpulan bunga teratai tampak bermekaran disalah satu sudut danau.

Sementara di tepi danau sendiri, tampak beberapa pengunjung asik melemparkan kail, berharap mendapatkan ikan. Sekelompok pengunjung asik berteduh dibawah pepohonan rindang sambil menggelar tikar dan menyantap bekal. Sebuah kereta api mini juga tersedia sebagai salah satu bentuk lain dari hiburan yang ada. Sayangnya, jalur yang dilewati tidaklah jauh dan kurang menarik, karena hanya berputar-putar dalam jarak yang pendek dan memutari tempat yang dipenuhi oleh pengunjung dan penjaja/pedagang kaki-lima. Kemana saja kereta itu berputar masih bisa dilihat dari berbagai tempat, suatu bukti bahwa pemandangan yang ditawarkan saat menaiki kereta api tersebut nggak jauh beda dari orang yang hanya sekedar duduk atau berdiri dilokasi tersebut. Seandainya rute yang dilalui kereta api tersebut lebih jauh lagi, katakanlah memutari Situ Bagendit atau cukup separuhnya saja tentulah akan lebih menarik lagi untuk dicoba.

Sebuah kolam renang yang ada di pinggir Situ Bagendit juga tidak berfungsi lagi dengan baik. Warna air yang ada didalam kolam tersebut sudah berubah menjadi coklat. Kabarnya air dari kolam renang tersebut tercampur dengan rembesan air yang berasal dari Situbagendit, suatu hal yang tak perlu terjadi jika perencanaan dan pembangunan kolam tersebut telah dilakukan dengan baik. Saat saya berkunjung ke Situ Bagendit awal Januari 2011, kolam renang itu sudah ditutup untuk umum. hal yang sangat disayangkan mengingat anggaran yang telah dikucurkan untuk pembangunan objek wisata Situ Bagendit mencapai 700 juta.

Tentunya penanganan yang lebih serius dalam mengelola objek wisata ini akan mampu menyedot jumlah pengunjung yang lebih banyak lagi. Karena bagaimanapun juga secara natural Situ Bagendit memang berpotensi dan menarik sekali untuk dikunjungi, terelbih diwaktu matahari terbit/tenggelam, nampaknya akan mampu memberikan nuansa tersendiri bagi pengunjungnya.

PANTAI Parangtritis

Pantai Parangtritis
(29 votes)Paris atau yang biasa kita kenal dengan Parangtritis, sebuah Pantai yang Sangat indah yang terdapat bukit pasir dan tebing batu bertemu. Dipantai ini kita dapat menikmati keindahannya bersantai bersama keluarga atau pasangan anda, karena suasana pantai yang romantis dan sejuk.
Banyak hiburan yang anda dapat nikmati, anda bisa melakukan aktifitas berenang ditepi pantai, ada larangan untuk tidak berenang terlalu jauh tepi pantai, karena dikhawatirkan anda dapat terseret arus sampai tengah dikarenakan banyak terdapat karang-karang yang terjal dibawah laut.
Namun anda tidak perlu khawatir, karena disana banyak terdapat tempat pemandian umum yang disediakan untuk para pengunjung. Selain itu, anda juga dapat berkeliling pantai dengan menggunakan Andong (kereta berkuda) yang siap mengantar anda berkeliling ditepi pantai.

Menjelang sore anda dapat menikmati suasana matahari terbenam (sunset), kesan Pantai Parangtritis yang angker dan seram ternyata tertutup oleh indahnya pemandangan pantai yang indah. Pada malam menjelang, kedai-kedai bambu para penjaja makanan disekitar pantai mulai berjualan.
Anda dapat menikmati hangatnya wedang jahe atau memakan jagung bakar yang nikmat dikeheningan malam, bagi anda yang ingin menginap di wilayah Pantai Parangtritis ini banyak sekali terdapat penginapan yang berbentuk losmen maupun hotel, harganya pun bervariatif mulai dari Rp 30.000 sd 100.000.

Untuk mencapai lokasi wisata Pantai Parangtritis anda dapat melakukan perjalanan dengan kendaraan bermotor, karena jalan ini anda dapat lewati langsung menuju pantai. Jika anda ingin melakukan perjalanan dengan menggunakan bis umum, bisa dilakukan dengan naik bus dari terminal Umbulharjo. Ada dua alternatif rute yang dapat diambil untuk mencapai parangtritis.

Alternatif 1 : Yogyakarta – Imogiri – Siluk – Parangtritis, jaraknya sekitar 30 km yang merupakan rute turis serta melewati pemakaman keluarga kerajaan. Hal yang menarik dari rute ini adalah kita disuguhi pemandangan yang sangat indah karena dikanan kiri jalan terdapat bukit kapur yang mempunyai bentuk yang bermacam – macam dan unik.

Alternatif 2 : Yogyakarta – Kretek – Parangtritis, segala macam jenis kendaraan dapat melewati rute ini, karena dengan mudah dapat melalui jalan ini langsung kepantai

Gua Pindul

Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten yang wilayahnya termasuk dalam kawasan karst pegunungan sewu dengan bentang alam yang unik. Selain fenomena di permukaan (eksokarst) yang berbentuk perbukitan karst, di Gunungkidul juga terdapat fenomena dibawah permukaan (endokarst) yang berbentuk sungai bawah tanah, lembah, telaga, hingga luweng dan goa. Karena itu tak heran jika Gunungkidul memiliki banyak goa yang terbesar di perut bumi.
Berawal dari datangnya tiga orang perempuan ke Desa Bejiharjo dengan tujuan untuk mencari buah-buahan, alhasil satu perempuan mendapat satu buah namun merasa kerepotan untuk mengupas atau membelah buah tersebut, kemudian bertemu dengan seorang lelaki yang membawa pisau ditangannya, perempuan tersebut lalu meminjam pisau laki-laki tersebut, sang laki-laki pun meminjamkan pisaunya dengan berkata: sebenarnya pisau ini tidak diperuntukkan untuk membelah buah namun karena tidak bisa makan buah tanpa menggunakan pisau maka ya...sudahlah silahkan dipakai, tapi pesan saya jangan sampai terkena atau melukai paha anda, kata laki-laki tersebut.
Berterimakasihlah perempuan tersebut kepada laki-laki itu dikarenakan mau meminjamkan pisau miliknya. Dengan hati-hari perempuan tersebut meletakkan buah diatas pahanya dengan maksud mudah untuk membelahnya namun apa yang terjadi pisau tersebut melukai paha perempuan tersebut sehingga berdarah dan saat itu juga pisau hilang dalam sekejap. Dengan rasa malu dan bersalah bercampur penyesalan wanita tersebut memohon maaf pada laki-laki itu. Lelaki pun berkata : yang sudah terjadi biar itu berlalu jangan disesali dan jangan bersedih, dengan kejadian yang kamu alami saat ini maka sesuatu akan terjadi terhadap dirimu dan saya tidakl bertanggung jawab atas apa yang akan menimpamu, bila suatu hari nanti mencari diriku, aku di Gunung Merapi ( terletak di Kabupaten Sleman Yogyakarta).
Seiring berjalannya waktu mengandunglah perempuan yang terkena pisau tersebut tanpa mempunya suami dan juga tidak melakukan hubungan intim layaknya suami istri. Perempuan tersebut merasa malu dirinya mengandung tetapi tidak mempunyai suami. Tiba saatnya jabang bayi yang dikandungnya lahir, namun apa yang terjadi jabang bayi tersebut berwujud seekor ular.
Bayi yang berwujud seekor ular telah keluar dari perut seorang perempuan cantik, dengan keadaan apapun sang ibu tetap merawat anaknya yang berwujud ular dengan memberi nama JOKO SENGUNGLUNG, namun para tetangga ketakutan dengan keberadaan sang bayi berwujud ular. Dengan terpaksa sang ibu pun memasukkan anaknya kedalam kenteng (batu putih yang ditatah sehingga menjadi bentuk peti dengan lubang diatas terbuka), kemudian dikuburnya dengan car menimbun dengan bebatuan.
Dalam keadaan terkubur dalam bebatuan ular tetap mampu bertahan hidupdengan mengandalkan makanan dari bangkai lowo (kelelawar) yang mati disekitarnyam maka tempat tersebut dinamakan MALOWOPATI, yang bisa diartikan mangan lowo mati (bahasa jawa), dengan bahasa indonesia; makan kelelawar mati.
Dengan berjalannya waktu, bayi ular yang bernama Joko Sengunglung semakin besar, kemudian berusaha untuk keluar dengan cara mengais bebatuan disekitarnya. Ular berhasil keluar meninggalkan bekas lubang sampai sekarang menjadi tempat mengalirnya air sungai bawah tanah dan ditempat ini aliran sungai muncul ke permukaan, maka tempat/lubang tersebut diberi nama SUMUR MODAL.
Ular berjalan mencari sang ibu dan bertemulah dengan ibunda. Dengan keyakinan ular berkata kepada ibunda; bahwa dirinya dilahirkan oleh ibu, maka pasti punya seorang ayah, siapa dan dimanakah ayah saya bunda? Sang ibu ularpun menunjukkan keberadaan sang ayah dengan menunjuk ke arah barat daya tertuju pada puncak Gunung Merapi (yang terletak di Kabupaten Sleman Yogyakarta).
Joko Sengunglung memohon doa restu kepada ibunda untuk mencari sang ayah di gunung Merapi. Perjalan dimulainya menuju arah Gunung Merapi. Perjalanan dimulainya menuju arah Gunung Merapi, kemudian berhenti sejenak mencari makanan, satu buah ditemukan bernama suru uwoh; suru nama buah sedang uwoh yang berarti buah, kemudian tempat tersebut diberi nama SRUWOH.
Untuk  mencari sang ayah yang berada di Gunung Merapi Joko Sengunglung melewati celah-celah bebatuan kapur dibawah gunung, sehingga merasa kesulitan untuk menembus, yang akhirnya dihentikan sementara perjalanannya  menuju Gunung Merapi untuk berdoa (menghentikan untuk berdoa, dalam bahasa jawa : diseget kanggo ngadang ). Ngadang artinya menengadah pada illahi, sedang disiget artinya dihentikan, kemudian tempat tersebut diberi nama Gedang (Disiget kanggo ngadang). Gedang merupakan sumber mata air (Sumber Gedang) dan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari bagi warga sekitar dengan cara di pompa dan dialirkan melalui pipa-pipa kerumah warga.
Perjalanan dilanjutkan dengan cara menembus bebatuan sehingga meninggalkan bekas lubang yang sekarang disebut Goa. Berbagai halang rintang dilewatinya , sesampai dibawah gunung kecil (khas pegunungan seribu) Joko Sengunglung mendapat kesulitan lagi hingga bagian kepala kebendul batu (kebendul artinya terbentur benda diatasnya) hingga kesakitan, kemudian tempat tersebut diberi nama BANYUMOTO (airmata). Banyumoto berada tepat dipintu keluar Goa Pindul.
Perjuangan menmbus celah-celah bebatuan dilanjutkan hingga sampai dibukit kecil pinggir persawahan yang masyarakat sekarang menyebut goa gelatik. Ditempat ini Joko Sengunglung mempunyai keturunan/anak cucu yang bernama Buhu, Kikik dan Kembang, anak cucu ditinggal di goa gelatik dan dititipkan pada ibunya, sehingga tempat ini dinamakan Goa Gelati yang artinya Gelane Sethithik (rasa kecewa cuma sedikit).Di tempat ini masyarakat sekitar diberi pesan, bila melihat sebatang kayu melintang didalam goa katakan saja itu sebatang kayu (bila seseorang mempunyai kelebihan dan bisa melihat dimensi lain itu merupakan seekor ular)karena tidak akan mengganggu orang yang melewati goa ini.
Anak cucu dititipkannya oleh ibundanya, kemudian Joko Sengunglung melanjutkan perjalanan untuk menemui sang ayah. Sesampailah Joko Sengunglung di Gunung Merapi, percapakapan terjadi antara joko sengunglung dengan ayahnya, singkat cerita sang ayah mau mengakui bahwa Joko Sengunglung adalah anaknya dengan catatan Joko Sengunglung harus mampu melingkari Gunung Merapi dengan tubuhnya, maka disanggupinya oleh Joko Sengunglung. Setelah gunung dilingkari ternyata badan Joko Sengunglung belum mampu melingkari, kurang lebih masih kurang sejengkal tangan (sekilan ; bahasa jawa). Joko Sengunglung bertanya pada ayahnya, apa boleh kekurangan ini disambung dengan lidahnya, silahkan saja, yang penting harus mampu melingkari penuh gunung ini, kata ayahanda, maka disambunglah dengan lidahnya, dan alhasil gunung mampu dilingkari penuh oleh Joko Sengunglung, namun seketika hempasan pedang menyertainya wuuuueees mengenai lidah Joko Sengunglung hingga lidah terputus dan lidahpun menjelma menjadi tombak. Tombak tersebut bernama Tombak Baru Klinting (Tombak baru klinting sangat terkenal di babat tanah jawa).
Cerita ini masih berlanjut dan saling terkait dengan cerita rakyat ditanah jawa (babat tanah jawa), sehingga  bisa diketahui bahwa ibu dari Joko Sengunglung adalah seorang Dewi yang bernama Dewi sekar tanjung yang saat itu digandrungi/menjadi rebutan para bangsawan,antara lain Angling Darma, Slogoimo dan Ndaru Beksi dari gunung lawu. Disekitar desa Gelaran II Dewi Sekar Tanjung bermukim di sebuah bukit keciil yang sekarang tempat ini dinamakan gunung tanjung.
Sumber http://jogjaadventurecamp.com/2012/06/cerita-dari-goa-pindul/

Hutan Wanagama (hijaunya gunung kidul)

gunung kidul
Di tengah-tengah tanah Gunung Kidul yang konon gersang, terdapat sebuah daerah konservasi untuk mempertahankan bumi tetap hijau dengan tanaman yang beraneka ragam. Kejaiban kecil ini dimulai dari sebuah mimpi Oemi Han’in pada tahun 1964. Prof. Oemi Hani’in Suseno memakai uang pribadi untuk membuat Wanagama menjadi seperti sekarang.

Wanagama
Saat itu Wanagama hanya seluas 10 hektar dan sekarang berkembang menjadi 600 hektar. Wanagama kaya akan berbagai jenis pohon, seperti pinus (Pinus merkusii), eboni (Diospyros celebica) Kayu Hitam dari Sulawesi, cendana (Santalum album) Pohon Wangi, murbei (Morus Alba) dan jati (Tectona grandis).
hutan-wanagama
Wanagama juga dilewati oleh tiga aliran sungai seperti, Oya, Sendang Ayu, Banyu Tibo. perpaduan pepohonan dan aliran sungai yang tenang menjadi sebuah penyejujk jiwa yang tenang di tengah terik matahari. Pangeran Charles ikut berperan serta dalam sejarah Hutan Wanagama ini, ketika berkunjung ke Wanagama pada tahun 1989, beliau menanam pohon jati (Tectona grandis), oleh masyarakat sekitar disebut Jati Londo.
wanagama
source: agendajogja.com

Gunung api purba nglanggeran

Gunung Nglanggeran terletak di desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk kabupaten Gunungkidul. Berada dikawasan Baturagung di bagian utara Kabupaten Gunungkidul dengan ketinggian antara 200-700 mdpl dengan suhu udara rata-rata 23˚ C – 27˚ C, jarak tempuh 20 km dari kota Wonosari dan 25 km dari kota Yogyakarta. Ada 2 jalur jalan untuk menuju ke lokasi, jika dari arah Wonosari kita melewati Bunderan Sambipitu, ambil kanan arah ke dusun Bobung/kerajinan Topeng, kemudian menuju Desa Nglanggeran. Jika dari arah Jogjakarta : Bukit Bintang Patuk, Radio GCD FM belok kiri kira-kira 7 KM ( arah desa Ngoro-oro lokasi stasiun-stasiun Transmisi ), menuju desa Nglanggeran (Pendopo Joglo Kalisong/Gunung Nglanggeran).
Gunung Api Purba Nglanggeran adalah sebuah obyek wisata alam berupa bongkahan batu raksasa. Dari sini kita dapat menyaksikan sunrise dan sunset yang sangat indah. Obyek wisata ini terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Pathuk, Kabupaten Gunungkidul.
Sejarah yang unik dari gunung api purba ini menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang datang. Gunung Nglanggeran merupakan gunung api purba yang pernah aktif puluhan juta tahun lalu. Terletak di kawasan karst Baturagung, gunung yang litologinya tersusun oleh fragmen material vulkanik tua ini memiliki dua puncak yakni puncak barat dan puncak timur, serta sebuah kaldera ditengahnya. Saat ini Gunung Nglanggeran berupa deretan gunung batu raksasa dengan pemandangan eksotik serta bentuk dan nama yang unik dengan beragam cerita rakyat sebagai pengiringnya. Gunung-gunung tersebut biasanya dinamakan sesuai dengan bentuknya, seperti Gunung 5 Jari, Gunung Kelir, dan Gunung Wayang.
Sesampainya di Puncak Gunung Gede, pemandangan indah dari puncak gunung akan menyambut Anda. Sebuah imbalan yang pantas setelah lelah mendaki hingga sampai ke puncak.
Pemandangan
Gunung Nglanggeran adalah gunung api yang aktif puluhan juta tahun yang lalu.

Wahana Wisata

Kawasan ekowisata Gunung Nglanggeran memiliki beberapa wahana yang menarik untuk dikunjungi, diantaranya adalah :
  1. Gunung Kelir
    Disebut Gunung Kelir karena bentuk dari gunung tersebut menyerupai kelir dan dipercaya ditempat tersebut merupakan tempat tinggal dari Ongko Wijoyo dan Punakawan.
  2. Sumber Air Comberan
    Sebuah mata air yang tidak pernah mengalami kekeringan di Puncak Gunung Nglanggeran. Juga terdapat tempat pemujaan untuk mendapatkan anugrah dari sang pencipta bagi mereka yang menyakini untuk bisa mencapai keinginan ( cita-cita ). Disamping sumber Comberan terdapat tempat pertapaan untuk melakukan kegiatan ritual “Prehatin”, biasanya pada hari-hari tertentu yang diyakini mempunyai nilai mistis akan berdatangan Wisatawan untuk melakukan ritual tersebut. Tempat ini digemari Wisatawan karena cuaca iklim yang sejuk dan terdapat Tangga Tataran yang dibuat pada zaman Jepang yang dulunya juga digunakan sebagai tempat persembunyian tentara Jepang. Air di Sumber Comberan diyakini dapat membuat awet muda jika digunakan untuk mencuci muka.
  3. Gunung Gedhe
    Sesuai dengan sebutannya Gunung Gedhe adalah gunung terbesar diantara gunung-gunung lain. Merupakan puncak tertinggi dari Gunung Nglanggeran, para pendaki sering menggunakan tempat ini untuk tempat istirahat dan berkemah. Pemandangan yang luas akan terlihat dari puncak tertinggi karena posisi yang sangat strategis ditengah-tengah Gunung Nglanggeran. Akan menjadi tempat kegemaran para fotografer karena bisa mengabadikan keindahan ciptaan Tuhan YME dari berbagai sudut pandang.
  4. Gunung Bongos
    Tempat untuk meletakkan Blencong dan gunung tersebut berwarna hitam menyerupai arang.
  5. Gunung Blencong
    Gunung menyerupai Blencong dan sebagai penerangan/lampu Kyai Ongko Wijaya saat berkumpul dengan Punokawan.
  6. Gunung Buchu
    Gunung yang bentuknya lancip dan gunung tersebut berasal dari Puncak Gunung Merapi yang dipindah oleh Punokawan, yang tujuannya dibawa ke Desa Kemadang Gunungkidul, dengan dipikul oleh Punokawan memakai kayu jarak. Berhubung disitu terdapat sumber air yang besarnya sebesar ”dandang” maka gunung tersebut tertanam ditempat yang namanya Sedandang. Bentuknya yang tinggi dan runcing Gunung Buchu digunakan untuk panjat tebing oleh pecinta alam, sampai saat ini pendaki yang berhasil menaklukkan masih bisa terhitung dengan jari. Baru 3 tim pendaki yang sukses menancapkan bendera di puncak Gunung Buchu.
  7. Tlogo Wungu
    Hanya orang-orang tertentu yang dapat mengetahui keberadaannya, bagi orang yang benar-benar bersih dan menjalankan ”Prihatin” akan mengetahui tlogo Wungu tersebut, terletak disebelah ujung timur Gunung Nglanggeran. Konon tempat ini sebagai pemandian Widodari. Jikalau bisa melihat keberadaan tlogo tersebut akan terdapat Tlundak emas, dan Canthing Emas.
  8. Tlogo Mardhido
    Sebagai tempat pemandian Jaran Sembrani tunggangan Widodari. Konon terdapat bekas tapak kuda Sembrani yang membekas dibatu.
  9. Talang kencono
    Sebagai talang air dari tlogo Mardhido sampai Jimatan Kota Gedhe Yogyakarta.
  10. Pemean Gadhung
    Mitos dinamakan Pemean Gadhung karena batang gadhung tersebut ujungnya sampai dipuncak gunung Merapi. Tempat ini sekarang dihuni banyak monyet, kelelawar dan juga ular.

Fasilitas

Fasilitas yang terdapat dalam kawasan Ekowisata Gunung Nglanggeran sudah sangat lengkap, sehingga pengunjung yang datang akan merasa nyaman saat berwisata di sini.
  1. Posko Kesehatan
  2. Pusat Informasi
  3. Balai Petemuan
  4. Pusat Kuliner
  5. Home Stay
  6. Fasilitas MCK
  7. Fasilitas Ibadah
  8. Jalur pendakian
  9. Camping Ground
Sumber referensi : http://www.gunungapipurba.com

Daftar penginapan di gunung kidul

Berikut daftar penginapan di Gunungkidul, bagi anda yang ingin berlibur dan membutuhkan tempat untuk istirahat. Semoga bermanfaat.
1.  Hotel Rahayu
Kelas               : Melati
Fasilitas            : 5 kamar
Tarif                 : Rp 40.000,- s.d. Rp 50.000,
Alamat             : Girijati, Purwosari, Hp 081578865005

2.  Hotel Atas
Kelas               : Melati
Fasilitas            : 6 kamar
Tarif                 : Rp 40.000, -
Alamat             : Girijati, Purwosari, Hp 081578829047

3.  Hotel Mitra Wisata
Kelas               : Melati
Fasilitas            : 6 kamar
Tarif                 : Rp 40.000,-
Alamat             : Girijati,Purwosari

4.  Hotel Bukit
Kelas               : Melati
Fasilitas            : 11 kamar
Tarif                 : Rp 40.000,-
Alamat             : Girijati,Purwosari

5.  Hotel Anisa
Kelas               : Melati
Fasilitas            : 10 kamar
Tarif                 : Rp 40.000,- s.d. Rp 70.000,-
Alamat             : Girijati, Purwosari, Hp 08164264777

6.  Hotel Carolina
Kelas               : Melati
Fasilitas            : 8 kamar
Tarif                 : Rp 40.000,-
Alamat             : Girijati, Purwosari

7.  Hotel Sidodadi
Kelas               : Melati
Fasilitas            : 4 kamar
Tarif                 : Rp 40.000,-
Alamat             : Girijati, Purwosari

8.  Hotel Budi Inn
Kelas               : Melati
Fasilitas            : 20 kamar
Tarif                 : Rp 40.000,-
Alamat             : Girijati, Purwosari, Tel (0274) 367781

9. Hotel Puncak Pertama
Kelas               : Melati
Fasilitas            : 4 kamar
Tarif                 : Rp 40.000,-
Alamat             : Girijati, Purwosari

10. Hotel Putra Tanjung
Kelas               : Melati
Fasilitas            : 9 kamar
Tarif                 : Rp 40.000,-
Alamat             : Girijati, Purwosari

11. Hotel Arjuna
Kelas               : Melati
Fasilitas            : 8 kamar
Tarif                 : Rp 40.000,-
Alamat             : Girijati, Purwosari

12. Hotel Rukun
Kelas               : Melati
Fasilitas            : 6 kamar
Tarif                 : Rp 40.000,-
Alamat             : Girijati, Purwosari

13. Wisma Joglo Samiaji
Kelas               : Standard, Midle, VIP
Fasilitas            : 8 kamar
Tarif                 : Rp 75.000,-160.000
Alamat             : Jl.Sumarwi Gg. Mayang Gadungsari RT.06/12 Wonosari Gunungkidul Yogyakarta (0274)391222, atau HP : 0817467204 – 081328745089.

14. Hotel Puri damai
Kelas               : Melati
Fasilitas            : 8 kamar
Tarif                 : Rp 50.000,-
Alamat             : Jl. B. Katamso 1, Wonosari, Telp (0274) 391486

15. Hotel Sederhana
Kelas               : Melati
Fasilitas            :15 kamar
Tarif                 : Rp 40.000, -
Alamat             : Jl. Karangmojo km 2, Telp (0274) 393299

16. Hotel Tilamsari
Kelas               : Melati
Fasilitas            :15 kamar
Tarif                 : Rp 40.000,-
Alamat             : Jl. Sumarwi, Wonosari, Telp (0274)391219

17. Hotel Dewi Ratih
Kelas               : Melati
Fasilitas            : 7 kamar
Tarif                 : Rp 50.000,-
Alamat             : Jl. Baron 81 Wonosari, Telp (0274)391759

18. Hotel Anggraeni
Kelas               : Melati
Fasilitas            : 6 kamar
Tarif                 : Rp 40.000,-
Alamat             : Jl. KH. Agus Salim 14, Wonosari,Telp (0274) 391135

19. Hotel Padmahyasa
Kelas               : Melati
Fasilitas            : 11 kamar
Tarif                 : Rp 40.000,-
Alamat             : Jl. Ringinsari, Wonosari, Telp (0274)391878

20. Hotel Bintang Baru
Kelas               : Melati
Fasilitas            :16 kamar
Tarif                 : Rp 40.000,- s.d Rp 80.000,-
Alamat             : Pantai Baron, Telp (0274)392052

21. Hotel Baronsari
Kelas               : Melati
Fasilitas            : 9 kamar
Tarif                 : Rp 150.000,- s/d 200.000,-
Alamat             : Pantai Baron, Telp (0274)392741

22. Hotel Harlois
Kelas               : Melati
Fasilitas            : 8 kamar
Tarif                 : Rp 40.000,-
Alamat             : Jl. Baron, Pantai Kukup, Pantai Krakal

23. Hotel Paradiso
Kelas               : Melati
Fasilitas            : 8 kamar
Tarif                 : Rp 40.000,-
Alamat             : Pantai Krakal

24. Hotel Puri Thalaso
Kelas               : Melati
Fasilitas            : 9 kamar
Tarif                 : Rp 40.000,-
Alamat             : Pantai Sundak

25. Hotel Willy
Kelas               : Melati
Fasilitas            : 7 kamar
Tarif                 : Rp 40.000,-
Alamat             : Jl. Baron km 20

26. Pondok Wisata Kukup
Kelas               : Melati
Fasilitas            :13 kamar
Tarif                 : Rp 100.000,- s.d. Rp 250.000,-
Alamat             : Pantai kukup, Telp (0274)391031

27. Hotel Suhardi
Kelas               : Melati
Fasilitas            : 9 kamar
Tarif                 : Rp 40.000,-
Alamat             : Pantai Kukup

28. Hotel Ganesa
Kelas               : Melati
Fasilitas            : 9 kamar
Tarif                 : Rp 50.000,- s.d. Rp 75.000,-
Alamat             : Jl. Pangarsan, Wonosari, Telp (0274)394363

29. Hotel Jogja Off Road WATULAWANG (sementara tidak beroperasi)
Fasilitas            : 2 cottage
Sistem              : Paket, Sistem Member
Alamat             : Pantai Ngandong

30. Wisma Wanagama
Fasilitas            : 32 kamar
Alamat             : Playen,Telp (0274) 394407

31. Pondok Lembah Bukit
Kelas               : Melati
Fasilitas            : 1 pondok, 4 gubuk
Tarif                 : Rp 50.000,- s.d. Rp 200.000,-
Alamat             : Pantai Wediombo, Telp (0274)392115
Nb: sewaktu-waktu harga bisa menyesuaikan

Friday, February 1, 2013

pantai sundak

Pantai Sundak merupakan salah satu primadona pariwisata pantai di Kabupaten Gunungkidul. Pantai ini dikenal dengan sejarahnya yang unik dan pemandangannya yang sangat indah. Pantai ini terletak di Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul. Keindahan pantai ini memukau banyak wisatawan. Kemudahan akses dan fasilitas yang memadai membuat pantai ini menjadi salah satu yang digemari pengunjung.

Sejarah

Nama Pantai Sundak didapat setelah mengalami sejarah yang panjang dan unik. Berdasarkan cerita masyarakat setempat, sebelum tahun 1930-an, area Pantai Sundak masih terendam laut. Bahkan, air laut menutupi daratan hingga sampai di tempat yang kini didirikan masjid di sebelah barat pantai. Seiring dengan proses geologi di Pantai Selatan, permukaan air laut semakin surut, sehingga muncullah daratan baru.
Daratan ini kemudian dimanfaatkan masyarakat untuk berbagai aktifitas sehari-hari. Pantai ini kemudian dinamai Pantai Wedibedah (pasir yang terbelah). Asal-usul nama tersebut dikarenakan ketika musim hujan tiba, ada kejadian alam yang unik di pantai ini. Yaitu terseretnya pasir-pasir dari daratan ke laut, yang diakibatkan oleh air hujan, sehingga membentuk pola seperti sebuah sungai yang membelah pasir pantai.
Pada suatu hari sekitar tahun 1976-an, ada seekor anjing (dalam bahasa jawa disebut asu) yang melihat seekor landak di pantai ini. Sang anjing kemudian mengejar si landak tersebut. Sadar bahwa dirinya dikejar oleh anjing yang sepertinya sedang kelaparan, landak pun masuk ke dalam sebuah gua. Si anjing yang kelaparan tidak mau menyerah begitu saja. Dikejarnya si landak hingga ke dalam gua. Setelah bertemu dan terjadi pertarungan diantara keduanya, akhirnya sang anjing yang menang, dan memangsa sang landak.
Pemilik anjing tersebut, yang bernama Arjasangku melihat anjingnya keluar gua dengan tubuh basah kuyup dan luka-luka karena pertarungan dengan landak tadi.  Penasaran, Arjasangku pun masuk ke dalam gua. Di dalam gua dia menemukan sisa-sisa tubuh si landak yang dimakan oleh anjingnya. Dalam hati ada pertanyaan lain kenapa tubuh anjingnya bisa basah kuyup? Lalu dia berpikir bahwa mungkin saja di dalam gua itu ada sumber mata air, karena memang pada saat itu warga sekitar kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Setelah meneliti ke dalam gua, ternyata benar dugaan Arjasangku bahwa ada sumber air di dalam gua tersebut. Akhirnya dia memberitahukan kabar gembira tersebut kepada warga masyarakat sekitar. Sampai saat ini sumber air dalam gua tersebut masih terus dimanfaatkan warga, bahkan dibangun juga pipa air yang menyalurkan air ke rumah-rumah warga. Berlatar belakang kejadian itulah, akhirnya nama Sundak (gabungan dari kata "asu" dan "landak") dipakai sebagai nama pantai ini.

Makanan dan Minuman

Untuk mendapatkan makanan dan minuman di pantai ini sangatlah mudah, karena di sekitar pantai ini banyak berdiri warung-warung milik warga lokal. Harganya pun sangat terjangkau. Berikut adalah daftar harga beberapa makanan dan minuman yang ada di Pantai Sundak. Agar diperhatikan, bahwa harga disini tidak mengikat, dapat berubah sewaktu-waktu tergantung kebijakan pemilik warung disana.
Nama Harga
Es teh, teh panas, kopi hitam panas, kopi susu panas/es, wedang jahe Rp. 3.000,00
Mie instan rebus/goreng + telur Rp. 6.000,00
Mie instan rebus/goreng tanpa telur Rp. 4.000,00
Nasi goreng spesial Rp. 7.000,00
Nasi ayam Rp. 8.000,00
Nasi goreng sea-food Rp. 10.000,00
Soto ayam Rp. 6.000,00
Bakso daging sapi Rp. 6.000,00
Mie ayam Rp. 6.000,00
Es kelapa muda Rp. 7.000,00
Soda Gembira Rp. 6.000,00
Itu hanya beberapa dari menu-menu yang disediakan di Pantai Sundak, ada juga menu unggulan/menu spesial disini, yaitu : ikan goreng/bakar (kakap, bawal, tengiri, tongkol, layur, udang, cumi, kepiting, lobster, dan sop kakap). Mengenai harganya, cukup terjangkau juga, rata-rata dibawah Rp. 20.000,00/porsi.

Penginapan

Bagi Anda yang ingin menginap disini, banyak penginapan yang disewakan di sekitar pantai ini. Harganya juga lumayan terjangkau, yaitu mulai Rp. 200.000,00/hari. Anda dapat menikmati pesona Pantai Sundak langsung dari tempat Anda menginap. Debur ombaknya seakan-akan menina-bobokan setiap telinga yang mendengar.
Atau Anda lebih memilih untuk berdekatan dengan alam malam di pinggir pantai? Bagi orang-orang yang ingin berdekatan dengan alam, akan sangat menyenangkan ketika bisa bermalam di pinggir pantai seperti di Sundak ini. Biasanya para pengunjung yang memilih menginap di pinggir pantai membuat api unggun untuk menghangatkan badan, dan untuk sekedar membakar ikan atau jagung, atau yang lainnya.

Pantai Pulang Syawal (Indrayanti)


Banyak yang bilang pantai ini adalah pantai terbaik yang ada di Gunungkidul. Setidaknya untuk saat ini. Seperti pantai-pantai di Gunungkidul lainnya, Pantai Indrayanti memiliki pemandangan alam yang eksotik, ombak yang indah untuk dilihat, fasilitas yang memadai sebagai obyek wisata, dan yang tidak kalah pentingnya, adalah kebersihannya. Namun mungkin diantara Anda ada yang belum tahu bahwa nama resmi pantai ini bukanlah Pantai Indrayanti. Masalah penyebutan nama pantai ini sering menjadi kontroversi. Pasalnya, dari pihak Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, secara resmi menamai pantai ini dengan nama "Pantai Pulang Syawal". Sejak pihak swasta ikut mengelola pantai ini, banyak fasilitas-fasilitas baru yang dibangun. Pada salah satu pintu masuk pantai ini misalnya, didirikan sebuah kafe dengan nama "Indrayanti", yaitu nama pemiliknya. Karena papan nama kafe tersebut berada tepat di salah satu pintu masuk pantai ini, pengunjung jadi lebih familiar dengan nama "Pantai Indrayanti", daripada nama resminya, Pantai Pulang Syawal.

Pantai ini berlokasi di sebelah timur Pantai Sundak. Terkenal karena kelengkapan fasilitas yang disediakan dan juga kebersihannya. Menurut informasi, pantai ini juga pantai pertama di Gunungkidul yang dipromosikan ke lebih dari 12 negara. Pantai ini hampir tidak pernah sepi pengunjung, baik dari luar kota maupun pengunjung lokal, bahkan beberapa turis juga pernah kami temui disini.
Tim pariwisatagunungkidul.com tiba di Pantai Indrayanti kurang lebih pada pukul 23.00 WIB. Ketika itu kebetulan sedang hari libur, jadi meskipun malam masih dipadati para pengunjung yang menginap di pantai tersebut. begitu tiba di area pantai, betapa kagumnya kami ketika melihat ke atas langit malam di Indrayanti, dengan taburan bintang yang gemerlapan di angkasa, membuat nuansa romantis yang ada di pantai ini begitu kental.
Berdasarkan info yang kami peroleh, untuk dapat menginap di penginapan tersebut, pengunjung diharuskan membayar Rp. 750.000,00/malam. Mmm, cukup mahal memang, hal itu dikarenakan belum adanya listrik dari PLN yang masuk ke area pantai ini (saat kami kesana, masih dalam tahap penyambungan kabel), sehingga listrik disana masih menggunakan genset.Salah satu fasilitas yang dapat kita nikmati disini adalah payung pantai yang dapat kita sewa. Dapat kita gunakan untuk berteduh sambil menikmati suasana pantai yang romantis. Fasilitas lain adalah jetski yang juga dapat kita sewa.

Makanan dan Minuman

Makanan dan minuman yang disediakan di Indrayanti tidak jauh berbeda dengan pantai-pantai lain, yaitu sekitar menu laut dan menu-menu yang biasa dijajakan di warung-warung seperti nasi rames, soto, bakso, mie ayam, dll. Hanya saja harganya memang agak mahal dari pantai lain. Untuk es kelapa muda, satu buahnya dihargai Rp. 10.000,00, hampir dua kali lipat dari pantai-pantai lain di Gunungkidul. Namun rasanya itu harga yang pantas mengingat apa yang ditawarkan pantai ini. Untuk nasi ayam dihargai Rp. 10.000,00/porsi, dan bakso Rp. 6.000,00/porsi.

Penginapan

Seperti halnya pantai tetangganya, yaitu Pantai Sundak, di sekitar Pantai Indrayanti banyak penginapan. Sebagian pengunjung mengatakan bahwa tarifnya mahal-mahal, namun mereka menyadari bahwa hal tersebut dikarenakan belum adanya listrik dari PLN di kawasan pantai tersebut. Harapannya mudah-mudahan ke depan setelah listrik PLN masuk, tarif penginapan dapat lebih murah.
Tarif parkir disini adalah Rp. 2.000,00 untuk motor dan Rp. 5.000,00 untuk mobil.


Pantai Ngobaran

Pantai Ngobaran dikenal sebagai tempat ritual berbagai penganut agama atau kepercayaan. Di kawasan ini terdapat tempat-tempat peribadatan seperti masjid yang berdiri berdampingan dengan pura menghadap ke arah pantai selatan, serta tempat ibadah berbagai aliran kepercayaan seperti Kejawen dan Kejawan. Selain itu, di kawasan pantai ini juga terdapat beberapa arca dan stupa yang sering dijadikan tempat upacara keagamaan. Di puncak bukit karang yang terletak di sekitar Pantai Ngobaran terdapat sebuah kotak batu yang ditumbuhi tanaman kering. Kotak batu yang berada di depan sebuah rumah Joglo ini dikelilingi oleh pagar kayu berwarna abu-abu. Konon, tepat di mana tanaman kering itu tumbuh merupakan tempat Prabu Brawijaya V membakar diri.

Sejarah

Pantai Ngobaran terletak di Kelurahan Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul. Untuk dapat menuju ke pantai ini, Anda harus melalui pintu masuk area wisata pantai Gunungkidul sebelah barat. Medan yang harus dilalui pun cukup sulit, dimana jalan yang kecil dan beberapa berlubang, membuat tim kami tidak bisa melaju dengan bebas di jalanan.
Namun benar apa kata pepatah. Berakit-rakit kita ke hulu, berenang kita kemudian. Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian. Sesampainya di tempat parkir, tim kami langsung seakan-akan ternganga melihat apa yang ada di depan kami. Ternyata memang benar di pantai ini ada candinya. Candi di pinggir pantai adalah sebuah pemandangan yang di Gunungkidul hanya Ngobaran-lah yang memilikinya. Tentunya itu menyimpan cerita tersendiri yang kita bahas nanti.
Setelah meminum habis es kelapa muda seharga Rp. 7.000,00 di Pantai Ngobaran, kami lalu lanjut berkeliling candi. Waktu kami kesana, jalan masuk utama ke candi sedang direnovasi, sehingga kami masuk lewat samping. Berikut adalah foto pintu masuk candinya.
Pantai ini seperti memiliki daya magis untuk membuat suasana terasa hening, meskipun pada saat kami kesana, juga banyak pengunjung yang datang selain kami. Memasuki area candi, mata kami langsung tertuju pada sebuah batu seperti semacam prasasti.
Menurut cerita masyarakat setempat, Prabu Brawijaya V atau juga dikenal sebagai Bhre Kertabhumi yang merupakan raja terakhir Majapahit, melarikan diri bersama kedua istrinya, Bondang Surati (Istri Pertama) dan Dewi Lowati (Istri Kedua), karena tidak ingin berperang melawan anaknya sendiri yang ingin menguasai Majapahit, yang bernama Raja Fatah, Raja I Demak. Brawijaya berkelana kesana kemari untuk menghindari kejaran putranya sendiri tersebut.
Ketika tiba di daerah pantai yang kini bernama Pantai Ngobaran, mereka menemui jalan buntu. Mereka dihadang oleh ombak laut selatan yang sangat ganas kala itu. Akhirnya Brawijaya V memutuskan untuk moksa dengan cara membakar diri. Sebelum menceburkan diri ke dalam api yang telah dia persiapkan, ia bertanya kepada dua istrinya. "Wahai istriku, Siapa diantara kalian yang paling besar cintanya kepadaku?", Dewi Lowati menjawab, "Cinta saya kepada Tuan sebesar gunung". Sedangkan Bondang Surati menjawab, "Cinta saya kepada tuan, sama seperti kuku ireng, setiap selesai dikethok (dipotong), pasti akan tumbuh lagi."
Setelah mendengar jawab dari kedua istrinya, Brawijaya V langsung menarik tangan Dewi Lowati, lalu menceburkan diri ke dalam api yang membara. Pada saat itulah, keduanya tewas dan hangus terbakar. Prabu Brawijaya memilih  Dewi Lowati karena cinta istri keduanya itu lebih kecil daripada cinta istrinya yang pertama. Dari peristiwa membakar diri inilah, kawasan ini diberi nama Ngobaran. Ngobaran berasal dari kata kobong atau kobaran, yang berarti terbakar atau membakar diri.
Kebenaran cerita tentang Prabu Brawijaya V yang membakar diri ini masih diragukan oleh sebagian pihak. Menurut keterangan dari sebagian masyarakat setempat yang diperoleh dari orangtua mereka, Prabu Brawijaya V sebenarnya tidak meninggal di kawasan Pantai Ngobaran. Pada saat peristiwa tersebut, ada seorang warga yang menyaksikan bahwa yang menceburkan diri ke dalam api bukanlah Brawijaya V dan istrinya, akan tetapi hanya anjing peliharaannya saja. Pendapat ini dikuatkan dengan ditemukannya petilasan (jejak berupa tulang belulang) sisa kobaran api yang ternyata bukan tulang belulang manusia, melainkan belang yoyang (tulang belulang anjing).
Cerita versi lain mengatakan bahwa Brawijaya V melakukan moksa (hilang) di Puncak Gunung Lawu. Menurut para sejarawan, versi ini sesuai dengan fakta sejarah. Kenyataan menunjukkan bahwa memang Brawijaya V enggan masuk Islam dan tidak mau berperang melawan putranya sendiri sehingga ia meninggalkan istana menuju Blambangan dan kemudian mengasingkan diri di Puncak Gunung Lawu bersama dua orang abdinya Dipa Manggala dan Wangsa Manggala. Di puncak Gunung Lawu itulah Brawijaya moksa dan musnah bersama kedua abdinya. Dengan musnahnya Brawijaya V, maka sirnalah Kerajaan Majapahit, yaitu tahun 1400 Saka atau 1478 Masehi.
Entah versi mana yang benar, namun masyarakat sekitar Pantai Ngobaran tetap mempercayai bahwa Brawijaya V pernah pernah meninggalkan jejak di Pantai Ngobaran sehingga kawasan ini menjadi salah satu obyek wisata petilasan atau wisata ritual yang ada di Gunungkidul. Penganut Kejawan yang merupakan aliran kepercayaan peninggalan Prabu Brawijaya V sering melakukan ritual di kawasan ini. Selain itu, penganut Hindu juga sering mengadakan upacara Galungan setiap bulan purnama dan upacara Melastri dalam rangkaian upacara Hari Raya Nyepi. Begitu pula penganut kepercayaan Kejawen, setiap malam Selasa dan malam Jumat Kliwon mengadakan ritual di kawasan pantai ini.
Sumber referensi : http://www.jogjatrip.com/id/554/0

Nusakambangan Island
Besides its natural uniqueness that becomes landmark this island is also widely known as prison for criminals. Attraction of ex prisoner is a potency to attract tourists visit to this island, not to mention that there is historical heritage which is kept in this island. There is artillery monument and castle (Holland's government heritage).
It is located in the southern part of Cilacap city and separated from Java Island by Segara Anakan. Administratively this island is under Cilacap region, but Nusakambangan Island is under the responsibility of Department of Justice and Human Right. Other tourism objects in this island are: Ratu Cave, Permisan Beach, Pasir Putih Beach.

Segara Anakan Beach
Segara Anakan is located behind Nusakambangan Island, CIlacap Regency. Segara Anakan is a unique Laguna in southern beach Java Island, with ecosystem of mangrove that has composition and the most complete forest structure in Java Island. Various components of biological resource such as plants and animal habitation, land and water landscape interact each others and make a natural ecosystem.
Segara Anakan is a part of Nusakambangan which is united into one spectacular spot that worth to be seen. The landscape of the land and its uniqueness offer an unforgetable and amazing view. It is guarantee that visitors will enjoy the beautiful and uniqueness of the island.

Pendem Fortress
Pendem Fortress complex in Dutch called "Kusbattery op de lantong te Cilacap." It is surronded by trench with wide 12 m, and there are some part of the building that can be seen untill up to this moment. Beside that trench there is also wall around this location completed with reconnaisance hole which is also fucntion as hole for shooting. This Benteng Pendem is unique fortress, because almost all of phisical part of this fortress are hidden in the ground, with wide ± 6.5 ha. In the fortress there is a number of buldings which is built in the ground.


From numbers which is written on the building, it can be concluded that the building was built in1861-1879. Parts of the fortress are: barrack, defense, crypt/ tunnel, ammunition room, prison, space weapon, accomodation room, health room, well, fortress building, warehouse and kitchen building, stockhouse buiding, barrack buiding, chamber officer, surveillance building, trench. Administrativelly this building is located in Cilacap village, South Cilacap District in Teluk Penyu region ± 300 m western Teluk Penyu Beach.

a Prehistoric Journey Sangiran, Indonesia Cradle of Life


This museum is situated in Krikilan Village, Kalijambe, ± 3 Km from the main road of Solo – Purwodadi, occupying an area of 16, 675 m2 with building shaped in Traditional javanese architeture known as Joglo. The main place of this museum is exhibition hall where the fossils collections are kept.
•Laboratory, a conservation place for the fossils.
•Meeting Hall is mainly used for all activities in the museum
•Library is a place for keeping all book collections
•Store room is a chamber to keep the fossil collections.
There are 13. 806 pieces of fossil collections which are kept at two different locations, the 2.931 are preserved in the exhibition Hall and the other 10.875 are in the store room.
The collection preserved in the museum includes:
•Human Fossils: Australopithecus Africanus, Modjokertensis Pithecanthropus, Pithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Soloensis, Homo Neanderthals of Europe, Asia Homo Neanderthal, and Homo Sapiens.
•Fossils of vertebrate animal (Vertebrates): Elephas Namadicus (Elephant), Stegodon Trigonocephalus (Elephant), Mastodon sp (Elephant), Bubalus palaeokarabau (Buffalo), Felis Palaejavanica (Tiger), Sus sp (Pig), Rhinocerous Sondaicus (Rhino), Bovidae (Cattle, Bull), Cervus sp. (Deer)
•Fossils of water animal: Crocodilus sp. (crocodile), fish, crab, shark teeth, Hippopotamus sp. (Hippo), Moluska (class of Pelecypoda and Gastropoda), Foraminifera, and Chelonia sp. (turtle).
•Stone: Rijang, Kalsedon dan Agate
•Fossil of marine plants: Diatomit
•Stone tools: Stone Tools: Flakes, Wood Chip, Wood Planing Tool, Perimbas Axes, Stone Balls, Penetak Axes.


This museum is located in the Sangiran area known as "Sangiran Dome", this area has fossils range from primordial men with their equipment, primordial animals or plants lived in the era. Stratigraphicaly, these sites are the most complete prehistoric site in Asia in which prehistoric live can be observed in a sequence without interruption since 2 million years ago during the era of last Pliosen to the end of middle Pleistosen.

White Sands Beautiful Sunset Scenery

Tirta Samudra beach or widely known as Bandengan Beach is located at 7 km at the northern part of the downtown of Jepara city. The beach is beautifully decorated with white sand and crystal clear water which can be a perfect place for swimming and other water sport.
This beach is oftenly visited by children, teenagers, and international visitors.The most wonderful time at this beach is during the sunset, where visitors can enjoy the beauty of the scenery. Visitors can sit and relax while enjoying the wind breeze and the fresh air touching their skin. The area of this object is quite large (+ 16 acres) and most of the area are filled with pandanus trees which are suitable for visitorsth activities such as camping, volley beach, riding bicycles or many other activities.
Moreover, this area is also famous due to the motor cross event and kite festival which is held regionally, nationally, or internationally.

The Dwelling Place of Gods Oldest Temples in Indonesia

Dieng Plateau is located at 2.093 above the sea level. It has fresh air with the temperature of 10 – 15o C. The word "Dieng" was derived from Sanskrit Language "Di" means high place and "Hyang" means heaven.
Altogether "Dieng" means mountainous area where gods and goddesses are residing. Besides, Dieng can also be translated to Javanese language "Adi tur Aeng", means beautiful and unique where it has specialty and difference than other places. The surrounding temples are recognized to be the oldest Hindu Temple in Indonesia.

Awesome Family Theme Park Meet Dinosaur Statue in Real Size

A recreation park inaugurated in September 1980, with an area of 27 acre, it has hundreds collection of rare plants that can be used as a research object, sculpture of dinosaur in the actual size, a play ground with various facilities, and the most recently it has a prototype of aircraft.
During the holiday season, this place serves the visitors with various local art performances. Not only play ground for kids and family, but this place also offers another facility as rafting of Progo Asri, intended to those like adventure and exploring the Progo river.

a Natural Healing Pond Miracle Pond in The Middle of Natural Beauty

Situated on the slopes of Mount Slamet with ± 1050 m altitude above sea level is about 40 kilometers from Tegal bus station towards Purworejo regency. This place is easy to be found and reachable by public transport or private vehicle. Guci is a bathing place with a refreshing geothermal hot springs. Not only that visitor can enjoy a hot bath but also tour in the surrounding forest.
You can feel the warmth of the water which is also believed to be able to cure diseases. The most visited place is a shower bath called pancuran 13 which has thirteen showers. One of the reasons why people visit Guci is because it is free of charge. Beside pancuran 13 there is also pancuran 7 where visitors can enjoy themselves in the hot water.
Visitors can see many villagers bathing for the purpose of seeking blessings from God and to cure some diseases such as rheumatism, sores, or other skin diseases in this location.
There are 10 waterfalls in Guci hot water bath. At the top of the public baths pancuran 13, around 1 kilometer, there are waterfalls with cold water named 'Jedor waterfall'.
It is named so because it used to be owned by head of the village whose name is Jador. Visitors can enjoy this beautiful waterfall and at the same time walking along the streets and see hundreds of pine trees and feel the fresh air.

ketep pass



Located at an altitude of 1,200 meters above the sea level, this area lies on about 8,000 m2 area. Visitors can enjoy the beauty of Mount Merapi, Mount Merbabu, Mount Sumbing Sindoro, Mount Tidar, Mount Andong, Mount Menoreh and agricultural areas. In order to reach this place, visitors can go through several routes; from Magelang, Boyolali, or Salatiga.
Not only that it has the most amazing views of several mountains in Central Java, visitors can also enjoy some facilities offered in this tourism site such as a large parking area, toilets, gazebo, praying room, volcano theater, souvenir shops, vegetables stalls, restaurants, museums, and Mount Merapi binoculars.

How to get here

Ketep Village, District of Sawangan, which is 17 km from the Blabak village to the East, 30 km from the downtown of Magelang, 35 km from Boyolali City and 32 km from the city of Salatiga.

Borobudur tample

Borobudur Temple
The world's largest Buddhist temple which is one of the masterpieces among the Seven Wonders of the World is located in the Borobudur Village, Borobudur district, approximatelly ± 3 km from Mungkid city. Borobudur was built by King Samaratungga, one of the kings of Ancient Mataram Kingdom, from the descendant of Wangsa Syailendra. Based on the Kayumwungan inscription, an Indonesian named Hudaya Kandahjaya revealed that Borobudur is a place of worship which was completely built on May 26th, 824 almost a hundred years since they first started the construction. According to several sources the name of "Borobudur" means as a mountain with terraces (budhara), while others says that it means monastery located on the high ground.
Borobudur temple was designed as staircase consistsing of 10 levels. Before Borobudur was renovated, the height of the temple was 42 meters and 34.5 meters after the reconstruction because the lowest level functioned as a barrier after being renovated. The six lowest square and top three circle and one of the highest levels of Buddhist stupa is facing to the West. Each level represents the stages of human life. In accordance with Mahayana Buddhism teaching, every person who wants to reach the level as the Buddha must passed through every level of human life. Kamadhatu, the lowest part of Borobudur (basement) symbolizing human beings that are bound by lust.
Whereas the other four levels above referred as Rupadhatu who symbolizes the ability of humanbeing to break free from his/her lust yet bound with manner and human form itself. On this terrace, the statue of Buddha is placed in an open space. Meanwhile, the other three levels above where the Buddhist stupas are laid in holes is called Arupadhatu, symbolizing humanbeing who has been freed from lust, appearance, and human form. The highest part is called Arupa symbolizes nirvana, where Buddha is residing

Mendut Temple
It is a Buddhist sacred place beside the Borobudur Temple. Mendut Temple is 4 km away from the Buddhism monastery. The temple has a Pyramid shaped roof and in which there is a statue of Buddha flanked by two statues.

Pawon Temple
Pawon Temple is located on the Brojonalan District in the Borobudur subdisdrict. This Buddhist temple used to be a place to keep the weapons of King Indera Vajranala, this story was based on the fact that were found in Karang Tengah inscription made on 824 AD. This temple was made of volcanic stone. From the perspective of the architecture, Pawon Temple is a combination of both ancient Javanese Hindu and Indian architecture.

The location of Pawon Temple is right on the axis line connecting the Borobudur and Mendut Temple. Besides the location of the temple, we can find many similarities on motives carved in the three temples are also prooved that there was relationship between those three Buddhist temples. Poerbatjaraka, argued that the Pawon temple is also known as Upa Angga (part of) the Borobudur

Masjid Agung Jateng

The Architecture of the building is a new combination which takes a model from guardians tradition by applying a universal style of Islamic architecture on its primary building and by showing it's main dome equipped with a pointed minaret, towering over the all four sides.
The feature of this mosque lies on the building which emulates the principles of a cluster model and the existence of 6 giant electric umbrellas for shading the pilgrims in the courtyard. These umbrellas can open or close automatically as those in Prophet's Mosque in Medina. MAJT has a tower of 99 M high which is called Al Husna Tower. There are museum and Islamic café inside by which they can rotate around 360 degrees.
There is also a telescope inside used to view beautiful scenery of Semarang. For those who want to relax, MAJT also provides some facilities, such as playground and mini-trains that bring visitors around the mosque.

Jawa Tengah Great Mosque (MAJT) is magnificent and spectacular building, with an area of 10 acres that can accommodate around 13 thousand pilgrims. This place is located at Jl. Gajah, East Semarang. Besides, this place is also equipped by complete facilities, such as, convention hall, souvenir shop, food stalls, office buildings, libraries, and accommodations. Phone: (62)24 6725411 / 6725412

Candi Sukuh dan Cetho

Sukuh Temple
This temple is located in western part of Lawu mountainside, about 910 m above the sea level. It was built in 15 or 16 century during Hindu Majapahit kingdom era. It has approximatelly 5,500 m2 of area. The main building has 910 height above sea level and almost similar with pyramid in Mexico.
The main gate is decorated with a giant head which symbolized reliefs of "Candra Sengkala." It represents the year of the temple founding. Beside the reliefs of candra Sengkala, there is also a small temple with erotic reliefs. Actualy it is a symbol of true life teaching and a series of relief that tells about Garudeya and Sudhamala story with liberation as its theme. This temple used to be a worship place and a place to have a religious ceremony religion but now days it is only use a meditation place. Sukuh temple located in Berjo village, Ngargoyoso district, we can go there by pedestrian public transportation from Karangpandan to Ngargoyoso (Sukuh Temple).

Cetho Temple
The temple is Located in Gumeng village, Jenawi district in the western part of Lawu mountainside. It stands on the hill with beautiful view and surrounded by tea plantation. This temple has its own speciality it is different with any other temple exixted in Central Java. In order to get to this temple, we must go to a high through tea plantation and forest. Cetho Temple is one of Hindu heritage which was build in the end era of Majapahit governance (15th century). The first scientific report was made by Van de Vlies in 1842. There is also A.J. Bernet Kempres who conducted research about this temple.

The first restoration was done for the first time in 1928 by department of archeology owned by Dutch government. Based on the condition when the ruins were found, the temple was built on relatively the same year as Sukuh Temple. Location of this temple is in Ceto village, Gumeng village, Jenawi District, Karanganyar Regency, 1400 m above sea level. Nowadays the temple complex is used by local Hindus people as worship place and it is also popular as meditation place for people who believe in Javanese religion/ Kejawen.

Followers