Friday, May 4, 2012

beri komennya ya

drama


UNTUK CINTA

Bulan bersinar terang menggantikan cahaya mentari, sementara itu seseorang di sebuah kamar..
BABAK I
Shelvy : Saat cahaya hidupku mulai meredup, mimpi yang hanya sekelebat kabut itu menghilang sesaat.. (melamun, sambil memeluk boneka hadiah dari Rezza)
Tok.. tok.. tok..
Mama Rita : Shelvy, apa kamu sudah tidur nak? (membuka pintu kamar yang tidak terkunci) Lho, kok belum tidur? Cepet tidur, nak.. (pelan dan penuh kasih sayang, sambil menyelimuti Shelvy)
Shelvy : Ma, Shelvy mau tanya.. (Mama menoleh sambil melempar senyum) Papa ke mana, Ma?
Mama Rita : (terkejut) mmm… papa kerja di Singapore.
Shelvy : Kalau papa di Singapore, kenapa papa nggak menelpon Shelvy? Shelvy selalu mencoba telepon papa, tapi nggak pernah diangkat. Kenapa, sih Ma? (raut muka sedih)
Mama Rita : Sudahlah Shelvy, percuma mama beritahu kamu (terisak). Yang penting mama ada di samping kamu saat ini dan selamanya. Ya, kan? (berusaha tegar)
Shelvy : (memeluk mama). Iya ma, Shelvy sayang sama mama.
Mama Rita : Ya sudah. Sekarang tidur, gih! Selamat malam. (berdiri dan meninggalkan kamar)
Shelvy : (melamun) Mama, Shelvy sudah tahu semuanya. Tetapi satu hal yang tidak diketahui Mama tentang masalahku, itu karena Shelvy sayang mama. Shelvy gak mau nyusahin mama..
BABAK II
Kicau burung mulai menyambut sang mentari. Itulah yang membuat hidup Shelvy menjadi berarti. Kehidupan di dunia ini harus ditaklukkan.
Di kantin kampus, Shelvy, sahabatnya, Nesya dan kekasihnya, Rezza sedang menyantap bekal.
Nesya : Vy, Za, setelah makan kita kerjain tugas Bahasa Indonesia yuk!
Shelvy : Oh, tugas yang tadi itu? Oke de—uhuk.. uhuk..! (batuk darah)
Nesya : Kamu nggak apa-apa, kan, Vy? (memegang bahu Shelvy)
Shelvy : Oh, nggak! (melamun) aku harus periksa ke dokter tanpa ada yang tahu, termasuk Rezza dan Nesya.
Rezza : Shelvy, kamu sakit? (menatap Shelvy penuh perhatian)
Shelvy : Gak, Za, nggak apa-apa. Tadi keselek aja. Oiya, Za, Nes, Shelvy harus pulang. Mama harus check up ke dokter Maria dan Shelvy harus nemenin mama. Duluan ya.. (langsung berdiri dan pergi)
Rezza & Nesya : Lho, tapi.. (bingung)
BABAK III
Shelvy terpaksa membohongi sahabat dan kekasihnya. Dia tidak ingin merepotkan orang-orang yang disayanginya. Lalu di Rumah Sakit Sejahtera, Shelvy bergegas menuju ruangan dokter Maria.
Tok.. tok.. tok..
Dokter Maria : Silakan masuk. Eh Shelvy.. ada apa dengan mamamu, jangtungnya kambuh lagi?
Shelvy : Enggak, Dok. Tapi Shelvy udah lama, kira-kira 6 bulan ini Shelvy sering sekali batuk darah, terus sering pusing. Kira-kira saya kenapa ya, dok?
Dokter Maria : Hmm.. mungkin saya perlu cek kamu di lab, Shelvy. Ayo. (berdiri mengantar Shelvy ke lab)
Dokter Maria langsung memeriksa Shelvy di laboratorium. Setelah sekitar 20 menit..
Dokter Maria : Sebelumnya dokter minta maaf. Shelvy sepertinya menderita leukemia stadium 3.
Shelvy : (shock) ya ampun.. lalu, saya punya waktu berapa lama lagi, dok?
Dokter Maria : Kira-kira dua bulan. Ini hasil labnya.
Shelvy : Ehm.. Shelvy minta tolong dokter jangan beritahu siapa-siapa tentang hal ini, termasuk keluarga Shelvy.
Dokter Maria : Tapi kenapa?
Shelvy : Shelvy minta tolong banget, dok!
Dokter Maria : Ya sudah, saya tidak akan beritahu. Kamu yang kuat ya.
Shelvy : Ya. Terima kasih banyak ya, dok. (menyalami dokter Maria dan pergi)
BABAK IV
Di rumah Shelvy, telah terjadi pertengkaran heboh antara Mama Rita, yaitu mamanya Shelvy dengan Tante Dian dan Om Suryo, yaitu om dan tantenya Shelvy. Tanpa mereka sadari, Shelvy berdiri di balik pintu, mendengar percakapan.
Tante Dian : Nggak, mbakyu! Pokoknya mbakyu harus minta cerai sama Mas Andre. Saya nggak terima mbakyu ditelantarkan. Kasihan si Shelvy!
Om Suryo : Iya, mbakyu Rita. Demi nama baik keluarga kita, demi mbakyu, juga Shelvy.
Tante Dian : Apa yang dikatakan Mas Suryo itu bener, mbakyu. Mas Andre sudah memilih wanita lain, siapa itu? Si Melly, yang juga punya anak gendut jelek. Toh, masih mending mbakyu! Kalau sampai Shelvy tahu dia punya saudara tiri di kampus yang sama, aku nggak tau apa yang akan dilakukan Shelvy.
Om Suryo : Sudahlah Dian, percuma. Mbakyu nggak mungkin dengerin kita. Mbakyu lebih memilih cintanya yang besar pada Andre. Lebih baik kita pergi.
Mama Rita : Tunggu, kalian jangan pergi! Semenjak papa dan mama meninggal, mereka sudah menitipkan warisan hartanya kepada kita, termasuk Andre, karena memang kita berempatlah yang mereka miliki. Itulah alasan kenapa mbakyumu bersikukuh mempertahankan rumah tangga ini. Dan juga Shelvy tentunya. Maafkan Mbak Rita. Tapi kalau memang cerai adalah keputusan terbaik menurut kalian, aku akan menuruti.
(Tiba-tiba Shelvy masuk)
Shelvy : Jadi, selama ini mama membohongi Shelvy ya? (dingin dan agak nyaring) cukup ma, Shelvy udah cukup menderita (berjalan masuk kamar)
Mama Rita : Tapi Shelvy.. dengerin mama dulu, nak.. Shelvy!
Tante Dian : Sudah, mbakyu. Biarin aja, nanti dia pasti mengerti. Yang pasti, semua keputusan di tangan mbakyu. Kami pamit pulang dulu ya. (berdiri dan pergi)
(Mama Rita hanya terpaku)
BABAK V
Keesokan harinya di kampus, Shelvy memikirkan apa yang terjadi kemarin.
Shelvy : (bergumam) Dua bulan.. waktu yang begitu singkat untuk hal serumit ini. Apa yang harus aku lakukan? Masalah mama dan papa, Rezza dan Nesya? Rezza, yang sudah 2 tahun bersamaku, juga Nesya, sahabatku sejak kecil..
Nesya : Ehemm.. duh, enak nih ngelamun di siang-siang bolong gini!
Shelvy : Huft.. apaan sih, ngaco! Eh Nes, kamu mau nggak bantuin aku, masalah mama-papaku? Ayo ikut aku! (menarik tangan Nesya)
Nesya : Lho, ikut kemana, Vy? (bingung)
Shelvy : Udah ikut aja, deh pokoknya!
Shelvy dan Nesya mancari-cari Nancy, anak dari Tante Melly, selingkuhan papanya Shelvy. Sejam kemudian mereka menemukannya.
Shelvy : Nancy, ya? Kenalin, aku Shelvy, dan ini Nesya (berjabat tangan) Kami mau tanya.
Nancy : Iya.. oh, tanya aja gak apa-apa.
Setelah lama mereka bercerita dan mencari solusi, Nancy akhirnya mengajak Shelvy dan Nesya ke rumahnya. Ternyata papanya Shelvy benar ada di sana. Di rumah, mereka bertemu dengan Mama Melly.
Mama Melly : Nancy! (terkejut) Siapa mereka?
Nancy : Mereka ini temennya Nancy, ma! Om Andre di mana? Ternyata dia bukan cuma sahabat mama, ya? (dengan nada menyelidik)
Mama Melly : Nancy, kenapa kamu ngomong gitu? Denger ya, mama mau jelasin semuanya.
Nesya : Lebih baik Tante Melly nggak usah jelasin, semua udah jelas.
Mama Melly : Tapi kalian salah paham. Tolong beri saya waktu untuk menjelaskannya.
Shelvy : Baik, silakan.
Mama Melly menjelaskan semuanya panjang lebar. Ternyata Bu Melly adalah sahabat Papa Andre. Pertengkaran Mama Rita dan Papa Andre itulah penyebabnya, Mama Rita mengusir suaminya. Bu Melly adalah orang yang menolong Papa Andre dengan memperbolehkan tinggal di rumahnya. Kesalahpahaman itupun akhirnya dapat dimengerti oleh Shelvy dan Nesya. Tiba-tiba saja..
Papa Andre : Asslamualaikum.. lho, Shelvy, kok kamu di sini? (kaget)
Mama Melly : Walaikumsalam. Iya, Ndre. Sudah saatnya kamu pulang, kasihan Shelvy.
Shelvy : Iya, Pa. Ayo pulang, mama udah nungguin! (tersenyum pada papanya)
Papa Andre : Ya, nak, tapi… baiklah. Papa akan pulang. Melly, terimakasih kamu sudah membantuku.
Mama Melly : Ah.. nggak masalah, kita kan sahabat. (tersenyum simpul)
BABAK VI
Akhirnya Papa Andre pulang kembali ke rumah Shelvy. Shelvy dan Nesya senang bercampur lega. Tak lupa mereka mengucapkan terimakasih kepada Nancy sebelum meninggalkan rumah Mama Melly. Malam harinya di rumah Shelvy…
Papa Andre : Assalamualaikum, Rita.
Mama Rita : Kok kedengaran seperti Andre… oh, walaikumsalam. Mas Andre, Shelvy, Nesya.. (setengah tak percaya)
Papa Andre : Rita, maafkan Mas Andre..
Mama Rita : Iya, Mas. Maafkan Rita juga. (mereka berdua tersenyum)
Shelvy : Oh iya, Ma. Besok Shelvy ujian, bentar lagi wisuda. Nesya mau pamit.
Nesya : Iya, om, tante. Nesya pamit pulang dulu ya. Vy, aku pulang ya. (melambaikan tangan)
Shelvy : Iya, makasih ya, Nes. Hati-hati.
BABAK VII
Keesokan harinya, setelah selesai ujian, Rezza mengajak Shelvy bertemu dengan mamanya. Sesampai di rumah, Rezza langsung memanggil mamanya.
Rezza : Mama.. kenalin, ini Shelvy.
Shelvy : Senang ketemu tante (menjabat tangan Mama Tutik)
Mama Tutik : Tante juga seneng punya calon menantu seperti kamu.
Rezza : Oh iya, Ma. Jangan lupa dateng, besok Rezza sama Shelvy wisuda.
Mama Tutik : Iya, iya.. mama datang. Sebentar ya, mama ke belakang dulu bersih-bersih kamarmu itu lho. Biasa, Shelvy, Rezza itu selalu berantakan!
Shelvy : (tersenyum manis) Mamamu lucu, ya. Mm, Rezza, aku mau ngomong sesuatu.
Rezza : Ngomong apa sih, Shel?
Shelvy : Rez, aku mikirin Nesya. Menurutmu Nesya itu gimana, sih?
Rezza : Nesya itu baik, cakep, pengertian, semua cowok pasti mau sama dia! Tadi kamu mau ngomong apa?
Shelvy : Rez, sebenernya aku pengin kamu sama Nesya.
Rezza : Apa??! (terperanjat) Kenapa kamu ngomong kaya gitu?
Shelvy : Waktuku tinggal beberapa hari lagi karena leukemia yang aku derita. Mungkin kamu nyesel pacaran sama aku. Aku minta maaf ya, Rez.
Rezza : Kamu ngomong apa, sih? Enggak, aku sama sekali nggak nyesel, justru aku makin sayang sama kamu, seharusnya aku yang minta maaf karena nggak pernah merhatiin kamu.
Shelvy : Kamu nggak ngerti keadaannya, Rez. Kamu harus sama Nesya..
Rezza : Keadaan apa? Shel, Nesya bisa dapetin yang lebih baik daripada aku. Aku akan tetap sama kamu, Shelvy.
Shelvy : Rezza, aku cuma pingin kamu bahagia (mulai terisak dan pergi)
Shelvy akhirnya pulang. Semenjak itu, Shelvy dan Rezza tak pernah bertemu lagi. Shelvy mengurung diri di kamarnya, tidak mau makan ataupun minum. Hawa menjadi semakin dingin. Apa yang terjadi?
BABAK VIII
Beberapa hari kemudian, Nesya tampak berlari ke arah Rezza yang sedang berdiri di depan majalah dinding.
Nesya : Rezza !!
Rezza : Nesya? Ada apa? Kenapa keburu-buru?
Nesya : (masih ngos-ngosan) Shelvy, Rez..
Rezza : (kaget) ada apa dengan Shelvy?!
Nesya : Shelvy masuk Rumah Sakit. Dia kambuh dan sekarang lagi diperiksa. Aku ke sini memberitahu kamu.
Rezza : Kalo begitu, ayo sekarang beragkat!
Sesampai di Rumah Sakit Sejahtera, sudah ada Papa Andre dan Mama Rita. Mereka menemui Dokter Maria.
Papa Andre : Bagaimana Shelvy, dok?
Dokter Maria : Maaf, Pak Andre, hanya ini yang bisa kami lakukan. Waktunya tak bisa lebih lama lagi..
Rezza : Nggak mungkin!
Rezza menerobos masuk ke ruang UGD, diikuti orang tua Shelvy, Nesya dan Budhe Retno, yaitu budhenya Nesya yang merawat Nesya sejak kecil.
Rezza : Shelvy!
Shelvy : Rezza.. maafkan aku ya, Ma, Pa, Nesya, Budhe. Ma, Pa, waktuku nggak banyak lagi. Aku cuma pengen Mama dan Papa mengangkat Nesya menjadi penggantiku. Nggak apa-apa kan, Budhe?
Budhe Retno : Aduh nak Shelvy.. nggak usah kayak gitu tho.. Nesya kan cuma temennya Shelvy..
Shelvy : Nesya udah aku anggep saudara sendiri, Budhe.. gimana, Ma, Pa?
Mama Rita : Iya, Shel, kami pasti akan mengabulkan permintaanmu. Nesya kan sudah sangat kenal dengan kita.
Budhe Retno : Aduh.. merepotkan Dik Rita dan Dik Andre ini jadinya.. Ya sudah, Nesya pasti juga senang tinggal sama Shelvy. Terima kasih ya Dik.. (tersenyum haru)
Papa Andre : Iya, Mbak Retno. Sama-sama.. kami nggak kerepotan kok..
Nesya : Tante, Om.. terimakasih banyak karena sudah menerima Nesya. (tersenyum bahagia). Vy, kamu emang yang terbaik. Tapi jangan tinggalin kami secepat itu, Vy..
Shelvy : (menoleh ke Rezza) Rezza, Nesya.. aku pingin kalian jadi sepasang kekasih. Aku tak mau Rezza kesepian dan sedih. Sekarang, Shelvy mau pamit.. maaf dan makasih untuk semuanya..
Rezza : SHELVY …. !! (berteriak kencang)
“Cahaya itu telah mati. Pandanganku gelap, mimpi yang hanya sekelebat itu sekarang menelanku. Hawa dingin akan terus berhembus.. terus.. terus..”
Shelvy pergi dalam damai. Dalam lubuk hatinya, ia yakin ia telah melakukan yang terbaik untuk orang-orang yang disayanginya. Dan pada kenyataannya, semua terjadi seperti permintaan Shelvy. Dari atas sana Shelvy tersenyum bahagia.
SELESAI

pidato


TEMA : KEMERDEKAAN R.I
Assalamu’alaikum Wr. Wb

First, I want to say thank you to Allah, who give me a time to speech in this special moment. Also to Prophet Muhammad, his families, and his friends.

The Indonesian Declaration of Independence was officially proclaimed at 10.00 a.m. sharp on Friday, August 17, 1945. The declaration marked the start of the five year diplomatic and armed-resistance of the Indonesian National Revolution, fighting against the forces of the Netherlands until the latter officially acknowledged Indonesia's independence in 1949. In 2005, the Netherlands declared that they recognized Indonesian independence is in 1945, not 1949.

Every year on 17th August, Indonesia’s celebrate the Independence Day. It’s very fun. There are a lot of contest, like Panjat Pinang. And in Istana Merdeka, they are having ceremony. May be, some of you go to have celebrate. You must be spirit in the Independence Day, you look our hero, and they are held the pass to gain freedom. And us, we’re as the student, we have to have spirit to celebrate the Independence Day. If you confess you’re Indonesia’s people, you must care about Indonesia, the Independence Day of Indonesia, and all of Indonesia you must like, because it’s your country.

TEMA : HARI KARTINI
Dear Mr and Mrs ...
Dear Mr. Chairman of the RW ...
Mr Chairman of the RT ...
Adolescents and youth peer territory ...
Ladies and noble presence,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Prosperous and happy congratulations also goes to our audience and the presence of a religion other than Islam.

On this happy morning, let us reflect and pray together for a moment, hopefully we are up this morning still blessed with happiness by God the Almighty, given the power to give thanks always, the grace and guidance of Almighty God. Gratitude, let us prove to keep running and stay away from the obligation imposed by Allah the Lord is the Most Just.

Furthermore, on this blessed morning, we should also grateful for the opportunity given by God the Almighty God's love, who by his grace we can also jointly held a ceremony commemorating the "Day of Kartini." Kartini's name, is not foreign. Even in this present life had etched an attitude, especially the attitude of the mother, the attitude of the adolescent, who reflects the ideals of the noble mother of Kartini.

ARTINYA:
TEMA : KEMERDEKAAN R.I
Assalamu'alaikum Wr. Wb

Pertama, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Allah, yang memberi saya waktu untuk pidato di saat istimewa. Juga kepada Nabi Muhammad, keluarga, dan teman-temannya.

Deklarasi Kemerdekaan Amerika Bahasa Indonesia secara resmi menyatakan pukul 10.00 WIB tajam pada Jumat, Agustus 17 Agustus 1945. Deklarasi tersebut menandai awal tahun lima diplomatik dan bersenjata-perlawanan dari Revolusi Nasional Indonesia, berjuang melawan kekuatan Belanda sampai yang terakhir secara resmi mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949. Pada tahun 2005, Belanda menyatakan bahwa mereka mengakui kemerdekaan Indonesia adalah pada tahun 1945, bukan 1949.

Setiap tahun pada tanggal 17 Agustus di Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan. Ini sangat menyenangkan. Ada banyak kontes, seperti Pinang Panjat. Dan di Istana Merdeka, mereka mengalami upacara. Mungkin, beberapa dari Anda pergi untuk memiliki merayakan. Anda harus menjadi semangat di Hari Kemerdekaan, Anda melihat pahlawan kami, dan mereka diadakan lulus untuk mendapatkan kebebasan. Dan kita, kita sebagai mahasiswa, kita harus memiliki semangat untuk merayakan Hari Kemerdekaan. Jika Anda mengakui Anda orang Indonesia, Anda harus peduli tentang Indonesia, Hari Kemerdekaan Indonesia, dan seluruh Indonesia harus Anda sukai, karena itu negara Anda.

TEMA : HARI KARTINI
Yth Bapak dan Ibu ...
Dear Mr Ketua RW ...
Bapak Ketua RT ...
Remaja dan pemuda wilayah rekan ...
Hadirin hadirat yang mulia,

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sejahtera dan bahagia juga kepada pendengar kita dan keberadaan suatu agama selain Islam.

Pada pagi ini senang, marilah kita merenung dan berdoa bersama sejenak, mudah-mudahan kita yang sampai pagi ini masih diberkati dengan kebahagiaan oleh Allah SWT, diberikan kekuatan untuk selalu bersyukur, kasih karunia dan bimbingan dari Allah Yang Mahakuasa. Syukur, mari kita buktikan untuk terus berjalan dan tinggal jauh dari kewajiban yang dikenakan oleh Allah Tuhan Yang Maha Adil.

Selanjutnya, pada pagi ini diberkati, kita harus juga berterima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh kasih Allah Tuhan Yang Maha Esa, yang oleh kasih karunia-Nya kita juga bisa bersama-sama mengadakan upacara memperingati "Hari Kartini." Nama Kartini, bukan asing. Bahkan dalam kehidupan sekarang telah terukir sikap, terutama sikap ibu, sikap remaja, yang mencerminkan cita-cita mulia ibu Kartini.

Followers