Tuesday, December 18, 2012

kalimat


A.           Batasan Kalimat
Kalimat adalah bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
Kalimat adalah satuan bahasa yang relative dapat berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri dari klausa. (Cook, 1971: 39-40; Elson and Pickett. 1969: 82)
B.            Bagian-Bagian Kalimat
1.    Kalimat dan Klausa
Contoh:
a.       Anak itu makan kue (Subjek+Predikat+Objek)
Dapat disebut klausa jika cara pandangnya didasarkan pada struktur internalnya. Setiap konstruksi sintaksis yang terdiri atas unsure subjek dan predikat (tanpa memperhatikan intonasi atau tanda baca akhir) adalah klausa.
Tetapi dapat disebut kalimat jika kita melihat adanya unsur-unsur subjek-predikat lengkap dengan intonasi atau tanda baca akhir.
Contoh :
Dia pergi pukul 6 ketika saya sedang mandi.
Dia pergi pukul 6 disebut klausa utama atau induk kalimat.
Ketika saya sedang mandi disebut klausa subordinatif atau anak kalimat.
2.    Konstituen Kalimat
Anak itu melempar bola ke lapangan mempunyai tiga konstituen berupa frasa: anak itu, melempar bola, dan ke lapangan. Tiap-tiap konstituen itu terdiri atas dua konstituen yang lebih kecil, yaitu anak dan itu untuk anak itu, melempar dan bola untuk melempar bola, serta ke dan lapangan untuk ke lapangan.
3.    Unsur Wajib dan Unsur Takwajib
Unsur wajib itu terdiri atas konstituen kalimat yang tidak dapat dihilangkan.
Unsur takwajib itu terdiri atas konstituen kalimat yang dapat dihilangkan.
 
4.    Keserasian Unsur-Unsur Kalimat
Penggabungan dua kata, atau lebih, dalam satu kalimat menuntut adanya keserasian di antara unsur-unsur tersebut baik dari segi makna maupun dari segi bentuk. Berdasarkan hal itu, keserasian unsur-unsur kalimat berikut ini akan dikemukakan dari kedua segi tersebut, yakni keserasian makna dan keserasian bentuk. 
5.    Keserasian Makna
Contoh :
1.      Batu itu memukul anjing kami.
Terasa aneh karena verba memukul menuntut nomina orang sebagai pelakunya. Kenyataan bahwa batu itu bukan orang menyebabkan untaian itu terasa aneh.
2.    Bu Fatimah menceraikan suaminya.
Contoh keanehan yang dilandasi faktor budaya. Verba menceraikan dalam bahasa dan budaya Indonesia umumnya menuntut pelaku seorang pria. Seorang pria dapat menceraikan seorang wanita, tetapi seorang wanita umumnya hanya dapat minta cerai dari suaminya.
6.    Keserasian Bentuk
Bahaha Indonesia menuntut adanya keserasian bentuk diantara unsur-unsur kalimat, khususnya antara nomina dan pronomina dan, dalam batas tertentu, antara nomina dan verba.
Penggunaan promina sebagai pengganti nomina atau frasa nominal yang menyatakan orang tunduk pada kendala jumlah.
Contoh : - pelamar banyak, tetapi mereka tidak memenuhi syarat        
                             - pelamar banyak, tetapi dia tidak memenuhi syarat
Pada konstruksi pemilikan teridiri atas nomina dan pronomina milik yang antasedennya berupa nomina jamak perlu diperhatikan apakah merupakan milik bersama atau perseorangan.  Bila nomina milik perseorangan maka digunakan pronomina persona ketiga jamak yang diikuti partikel masing-masing.
Contoh : - murid itu menyelesaikan tugas mereka tepat pada waktunya
                 -murid itu menyelesaikan tugas mereka masing-masing pada waktunya.
Dalam bahasa Indonesia terdapat sejumlah verba yang menuntut nomina jamak sebagai subjek.Verba demikian berafiks ber-an
Contoh: Pasukan itu berlarian ketika mendengar pesawat terbang mendekat.
                            Kedua anak itu bertengkar.
Verba  bersubjek jamak dapat pula digunakan untuk menyatakan makna jamak nomina takdefinit.
Contoh : - kicau burung bersahutan sepanjang pagi.
C.            Kalimat Dipandang dari Segi Jumlah dan Jenis Klausa yang Terdapat pada dasar.
Dapat dibedakan:
1.      Kalimat Tunggal
2.      Kalimat Bersusun
3.      Kalimat Majemuk
(Cook, 1971: 40; Elson and Pickett, 1969: 123-124)
Kalimat tunggal, merupakan kalimat yang terdiri dari satu klausa bebas tanpa klausa terikat.
Contoh : - Saya makan.

Kalimat bersusun, merupakan kalimat yang terdiri dari satu klausa bebas dan sekurang-kurangnya satu klausa terikat.
Contoh : - Dia pergi sebelum kami bangun.

Kalimat majemuk, merupakan kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas.
Contoh : - Ibu memasak di dapur, tetapi kakak menjahit di kamar.

Kalimat dipandang dari segi struktur internal klausa utama
            Dapat dibedakan menjadi :
            a. Kalimat sempurna
            b. Kalimat tak sempurna

Kalimat sempurna, merupakan kalimat yang dasarnya terdiri dari sebuah klausa bebas.  Karena yang medasari sesuatu kalimat adalah sebuah klausa , maka kalimat sempurna ini mencakup kalimat tunggal, kalimat bersusun dan kalimat majemuk.
Contoh : - Ibu duduk.
-  Ayah meninggal dunia waktu saya  studi di Negara Belanda.
             - Nenek membeli kue lantas dia membagi-bagikannya kepada cucunya

 Kalimat tak sempurna, merupakan kalimat yang dasarnya hanya terdiri dari sebuah klausa terikat, atau sama sekali tidak mengandung struktur klausa.
Contoh : (“Mau ke mana kamu nanti sore?”)
  “Ke Bandung”
               “Dengan siapa?”
   “Teman”

Kalimat dipandang dari segi jenis responsi yang diharapkan
Dapat dibedakan menjadi :
            a. Kalimat pernyataan
            b. Kalimat pertanyaan
            c. Kalimat perintah

Kalimat pernyataan, merupakan kalimat yang dibentuk untuk menyiarkan informasi tanpa mengharapkan responsi tertentu.
Contoh : - Ayah membaca koran.

Kalimat pertanyaan, merupakan kalimat yang dibentuk untuk memancing responsi yang berupa jawaban.
Contoh : -  Di mana kamu mengajar?

Kalimat perintah,merupakan kalimat yang dibentuk  untuk memancing responsi yang berupa tindakan.
Contoh : - Masuk, Ani!

Kalimat dipandang dari segi sifat hubungan aktor-aksi
Dapat dibedakan menjadi :
            a. Kalimat aktif
            b. Kalimat pasif
            c. Kalimat medial
            d. Kalimat resiprokal
Kalimat dipandang dari segi sifat hubungan aktor-aksi
Dapat dibedakan menjadi :
            a. Kalimat aktif
            b. Kalimat pasif
            c. Kalimat medial
            d. Kalimat resiprokal
2.6.1 Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subyeknya berperan sebagai pelaku atau aktor.
contoh: Saya menulis surat
             Parman mengendarai motor
2.6.2 Kalimat Pasif
Kalimat Pasif adalah kalimat yang subyeknya berperan sebagai penderita.
contoh: Surat itu telah kutulis
             Nenek dipanggil oleh adik
2.6.3 Kalimat Medial
Kalimat medial adalah kalimat yang subyeknya berperan baik sebagai pelaku maupun penderita.
Contoh: Dia menghibur hatinya
              Aku membersihkan badanku
2.6.4 Kalimat Resipokal
Kalimat resipokal adalah kalimat yang subyek dan obyeknya melakukan suatu perbuatan yang berbalas-balasan.
Contoh: Kita harus tolong-menolong dengan tetangga kita
              Kakak hendaknya sayang-menyayangi dengan adiknya
2.7 Kalimat dipandang dari segi ada atau tidaknya unsur negatif pada frase verba utama
2.7.1 Kalimat Afirmatif
Kalimat afirmatif atau kalimat pengesahan adalah kalimat yang pada frase verba utamanya tidak terdapat unsur negatif atau unsur penindakan ataupun unsur penyangkalan.
Contoh:
Mereka memancing ikan
            Dia menjual roti
2.7.2 Kalimat Negatif
Kalimat negatif atau kalimat penyangkalan adalah kalimat yang pada frase verbal utamanya terdapat unsure negative atau unsure penyangkalan.
Contoh: Saya tidak menulis surat
  Bu Hindun tidak membeli rumah    
2.8 Kalimat dipandang dari segi kesederhanaan dan kelengkapan dasar 2.8 Kalimat dipandang dari segi kesederhanaan dan kelengkapan dasar
2.8.1 Kalimat Formata
Kalimat formata atau kalimat tersusun rapi adalah kalimat tunggal dan sempurna, yang terdiri dari satu klausa bebas.
2.8.2 Kalimat Transformata
Kalimat transformata adalah kalimat lengkap tetapi bukan kalimat tunggal.
2.8.3 Kalimat Deformata
Kalimat deformata adalah kalimat tunggal yang tak sempurna(tidak lengkap).
Kalimat
ini dibagi menjadi 6 golongan yaitu:
a.KalimatUrutan
Kalimat urutan adalah kalimat yang mengandung konjungsi seperti: maka, jadi, tetapi, sedangkan, dan sebagainya.
Contoh:
1.
Maka berangkatlah mereka bertiga dengan sedih.
2. Namun kamu tidak pernah berubah sampai kini.
b.
Kalimat Sampingan
Kalimat sampingan adalah kalimat yang terdiri dari klausa terikat dan diturunkan dari kalimat bersusun.
Contoh:
Bahkan nyatanya harganya semakin mahal
c. Kalimat Elips
Kalimat elips adalah kalimat yang terjadi karena pelenyapan beberapa bagian dari klausa.
Contoh:
1.
Abangku mengikat kayu bakar itu…
2. Dia...
KALIMAT TAMBAHAN                            
Kalimat tak sempurna yang terdapat dalam wacana sebagai tambahan pada pernyataan-pernyataan yang telah dikemukakan.
Contoh: Saya akan pergi berlibur ke Bali. (pernyataan)
  Minggu depan (kalimat tambahan)
              Selama sebulan (kalimat tambahan)
              Bersama isteri saya (kalimat tambahan)
“Saya akan pergi berlibur ke Bali minggu depan selama sebulan
bersama isteri saya”.
KALIMAT JAWABAN
Kalimat tak sempurna, yang bertindak sebagai jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan dan merupakan kalimat yang menyambung suatu percakapan dengan pergantian pembicara.
Contoh: Siapa namamu?
              Amat.
            Nama saya Amat

KALIMAT SERUAN
Kalimat tambahan dan kalimat jawaban yang telah diperbincangkan di muka merupakan kalimat tak sempurna tipe kompletif atau tipepenyempurna , sebab tugasnya menyempurnakan pernyataan atau pertanyaan yang telah dikemukakan sebelumnya.
Kalimat seruan dapat digabungkan dengan setiap kalimat tetapi juga dapat digunakan sendiri  secara terpisah tetapi menjadi kalimat. Kalimat seruan umumnya terbatas pada kata dan frase yang sederhana saja.
Kalimat-kalimat seruan meliputi:                               
     1. Struktur non-klausa.
     2. Struktur non-tipe atau struktur istimewa.
                        Yang berstuktur non-klausa juga dibedakan atas:
                        a. Kelompok teriakan, salam, panggilan.
                        b. Kelompok judul, motto, inskripsi.

1.a  Kelompok teriakan, salam, panggilan.
                          Panggilan(vokatif) pada umumnya berupa nama orang atau pangkat panggilan orang.
            Contoh: Andi! Kapten! Paman!

                          Salam merupakan ekspresi tetap yang dipergunakan secara ritual untuk menemui orang, memulai percakapan, atau dalam perpisahan.
            Contoh: Halo! Apa kabar? Sampai jumpa!
                          Teriakan biasanya pendek –singkat dan ekspresif, tidak mengharapkan respon tertentu, dipakai untu menyatakan perasaan yang kuat seperti dalam kesakitan , terkejut, entusiasme.
            Contoh: Aduh! Aduhai!
Kalimat Urutan
Kalimat urutan atau sequence sentence adalah kalimat yang menyambung atau meneruskan suatu pembicaraan tanpa mengganti pembicara. Serangkaian kalimat urutan menjelmakan wacana yang hidup atau continous discourse.
Contoh :
Kemarin saya pergi mengunjungi nenek. (kalimat situasi)
Dia sangat bergembira melihat saya. (kalimat urutan)

1.b Kelompok judul, motto dan inskripsi.
                  Apabila judul terdiri dari lebih dari satu kata maka pada umumnya menuruti peratutran struktur frase, dengan pengarang termasuk sebagai suatu agentif. Dalam membacanya, diucapkan dengan intonasi akhir tunggal.
            Contoh: Jalan Tak ada Ujung, oleh Mochtar Lubis.
                  Motto terdiri lebih dari satu kata yang memperlihatkan struktur frase yang teratur dan mempunyai tipr frase yang berbeda tergantung yang disenanginya(kebudayaan)  sendiri.
            Contoh: Indonesia-Bhineka Tunggal Ika.
                                 Latin-In caritate et iustitia.

                  Inskripsi dibatasi pada struktur frase seperti juga halnya toast lisan, maka sering kali dimulai dengan buat, kepada, keharibaan, demi, kepangkuan, bagi, demi.
Contoh: buat Ibuku dan Isteriku.
                          bagi Tanah-Air

            Yang Berstruktur Istimewa.
                  Metabahasa atau metalangue adalah bahasa mengenai bahasa. Dalam pemakaian bahasa seperti ini, beberapa bentuk bahasa menjadi pokok pembicaraan, dan oleh sebab itu menjadi nominal dalam pemakaian bahasa serta kehilangan kelas fungsionalnya yang asli.
Contoh: Di adalah kata depan (nominal)
  Dan adalah kata perangkai (nominal)
  Mengapa adalah kata tanya (nominal)
      Bahasa Singkat(abbreviated)
biasanya digunakan untuk menulis judul berita, penulisan telegram, dan sebgainya. Strukturnya disingkat dengan menghilangkan kata tugas , dengan hasil sehingga menyebabkan tugas tersebut bersifat rahasia.
            Contoh: Nurani jalan sinabung lima bandung.
            Selain metabahasa dan bahasa singkat terdapat juga bentuk-bentuk bahasa yang lain seperti peribahasa,petatah-petitih, dan sebagainya.
            Contoh: Lain di mulut lain di hati.
                          Besar pasak daripada tiang.
Kalimat dipandang dari segi posisinya dalam percakapan .Dapat dibedakan menjadi 3:
a. kalimat situasi atau situation-sentence adalah kalimat yang memulai suatu percakapan.
Contoh: Selamat pagi!
               Apa kabar?
b. Kalimat urutan atau sequencce sentence adalah kalimat yang menyambung atau meneruskan suatu pembicaraan tanpa mengganti pembicara.
            Contoh: Dia memeluk saya karena gembiranya
                          Dia sangat bergembira melihat saya.




Kalimat Jawaban
Kalimat jawaban atau response-sentence adalah kalimat yang menyambung atau meneruskan suatu pembicaraan dengan pergantian pembicara.

Contoh :
Bahasa Indonesia :
                                                            Kalimat jawaban
Apa kabar ?                                         Kabar baik !
Selamat pagi !                                     Selamat pagi !
Saya terlambat.                                   Saya tahu !
Supir !                                                 Ya, pak !
Saya pergi, bu !                                   Silahkan, baik-baik ya !

Kalimat dipandang dari segi konteks dan jawaban yang diberikan
            Dipandang dari segi konteks atau hubungan kalimat dan jawaban yang diberikan, maka dapat dibeda-bedakan :
a. Kalimat salam
b. Kalimat panggilan
c. Kalimat seruan
d. Kalimat pertanyaan
e. Kalimat permohonan
f. kalimat pertanyaan (Francis, 1958 : 426-427, Stryker, 1969,3)

A. Kalimat salam
Kalimat salam atau greeting-sentence adalah suatu formula tetap yang dipergunakan pada pertemuan atau perpisahan, menimbulkan suatu balasan atau jawaban yang tetap yang sering merupakan ulangan dari salam tersebut.

Contoh :
Selamat pagi !                                                 Selamat pagi !
Apa kabar ?                                                     Kabar baik !

B. Kalimat Panggilan
Kalimat panggilan atau call-sentence adalah kalimat pendek yang ditujukan untuk mendapat perhatian, dan menimbulkan jawaban yang beraneka ragam, umumnya pertanyaan-pertanyaan singkat.

Contoh :
Ibu !                                                                Ada apa ?
Ayah !                                                             Mau apa ?

C. Kalimat Seruan
kalimat seruan atau exclamation-sentence adalah kalimat pendek yang biasanya berpola tetap dengan intonasi tertentu, timbul dari beberapa kejadian yang tak diduga dalam konteks linguistik atau non linguistik. Kalimat ini mungkin tidak menuntut jawaban sama sekali, ataupun suatu jawaban yang berupa seruan atau suatu penguatan ulangan.
Contoh :
Oh ! Oh !                                                         (tiada jawaban)
He ! He !                                                                     (tiada jawaban)

D. Kalimat Pertanyaan
Kalimat pertanyaan atau question-sentence adalah kalimat yang menimbulkan suatu jawaban linguistik selain dari pada jawaban-jawaban yang telah tetap bagi kalimat-kalimat salam, panggilan dan seruan tadi. Pertanyaan-pertanyaan ditandai oleh prosodik serta pola susunan kata tertentu, dan oleh kata tugas yang disebut kata tanya atau interogatory.
Contoh :
Siapa nama anak itu ?                                     Ali.

E. Kalimat Permohonan
Kalimat permohonan atau request-sentence adalah kalimat yang menagih responsi perbuatan selain dari pada gerakan-gerakan tangan yang biasa dilakukan untuk mengiringi salam dan panggilan. Responsi perbuatan tersebut dapat pula dibarengi oleh responsi linguistik tertentu.

Contoh :
Silahkan duduk..................... Terima kasih. (dan bergerak untuk duduk)
 
F. Kalimat Pernyataan
Kalimat pernyataan atau statement-sentence adalah kalimat yang menuntut responsi linguistik atau nonlinguistik yang disebut tanda perhatian atau attention-signal. Kalimat-kalimat pernyataan inilah yang biasanya membangun bagian terbesar sesuatu wacana.
Contoh :
Kemarin saya pergi ke kota............................................. Mm.....m
Saya bertemu dengan teman lama..................................... O, ya !



KLAUSA

            Klausa adalaha kelompok kata yang hanya mengandung satu predikat (Cook, 1971 : 65; Elson and Pickett, 1969 : 64 ); atau : klausa ialah suatu bentuks linguistik yang terdiri atas subyek dan predikat (Ramlan, 1976 : 56)

Klasifikasi klausa
Berdasarkan distributi unitnya, klausa dapat diklasifikasikan atas :
a. Klausa bebas
            b. Klausa terikat

a.       Klausa bebas
Klausa bebas adalah klausa yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna.
Berdasarkan jenis kata predikatnya, dapat dibedakan menjadi :
            a. Klausa verbal
            b. Klausa nonverbal

- Klausa verbal
            Klausa verbal adalah klausa yang berpredikat verbal.
Berdasarkan struktur internalnya, klausa verbal dapat dibagi menjadi :
            a. Klausa transtitif
            b. Klausa intranstitif

a.       Klausa transitif
Klausa transitif adalah klausa yang mengandung kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang mempunyai kapasitas memiliki satu atau lebih obyek.
Sebenarnya kata kerja transitif ini pun masih dapat diperinci lagi menjadi :
            (1) semitransitive, with optional object
            (2) transitive, with obligatory object
            (3) ditransitive, with two object (Cook, 1971 : 70).

Dipandang dari sifat hubungan aktor-aksi dapat dibeda-bedakan :
            a. Klausa aktif
            b. Klausa pasif
            c. Klausa medial
            d. Klausa resiprokal


a.       Klausa aktif
            Klausa aktif adalah klausa yang subjeknya berperanan sebagai pelaku atau aktor.
            Contohnya : Ayah melihat saya menulis surat.
b.      Klausa pasif
            Klausa pasif adalah klausa yang subyeknya berperanan sebagai penderita.
            Contohnya : Dia tahu benar surat itu telah tertulis.
c.       . Klausa medial
Klausa medial adalah klausa yang subyeknya berperanan baik sebagai pelaku maupun sebagai penderita.
            Contohnya : . . . dia menghibur hatinya.
d.      Klausa resiprokal
Klausa resiprokal atau klausa refleksif adalah klausa yang subyek dan obyeknya melakukan suatu perbuatan yang berbalas-balasan.
            Contohnya : Saya tidak suka kalau kalian baku hantam dengan mereka.

b.      Klausa intransitif
Klausa intransitif adalah klausa yang mengandung kata kerja instrasitif yaitu kata kerja yang tidak memerlukan sesuatu obyek (Cook, 1971 : 69).
            Contohnya : Ayah pergi ke sawah.

-          Klausa nonverbal
            Klausa nonverbal adalah klausa yang berpredikat nomina, ajektif atau adverbia.
Klausa nonverbal ini dapat dibagi atas :
            a. Klausa statif
            b. Klausa ekuasional

a.       Klausa statif
Klausa statif adalah klausa yang berpredikat ajektif atau yang dapat disamakan dengan ajektif.  (Elson and Pickett, 1969 : 112)
            Contohnya : Anak itu pintar.
        Neneknya kaya.

b.         Klausa ekuasional
            Klausa ekuasional adalah klausa yang berpredikat nomina. (Elson and Pickett, 1969 112)
            Contohnya : Nenekku dukun.
        Pamannya pedagang.
3.3.2 Klausa Non Verbal
            Klausa non verbal adalah klausa yang berpredikat nomina, adjektif atau adverbia. Klausa ini dibagi menjadi dua:
1.      Klausa statif
Klausa statif adalah klausa yang berpredikat ajektif atau yang dapat disamakan dengan ajektif.
Contoh:
Anak itu pintar
Kakeknya kaya          
2.      Klausa ekuasional
Klausa ekuasional adalah klausa yang berpredikat nomina
Contoh:
Pamannya pedagang
Isteriku guru
3.4 Klausa Terikat
            Klausa terikat adalah klausa yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna, hanya mempunyai potensi sebagai kalimat tak sempurna.
Bila dipandang dari segi fungsinya, klausa terikat dapat dibedakan atas:
a.       Klausa nominal
Klausa nominal adalah klausa terikat yang bertindak sebagai nomina.
Contoh:
Mereka melatih pemakaian bahasa (subyek)
Kami telah mengatakan hal itu (obyek)
b.      Klausa ajektival
Klausa ajektival adalah klausa terikat yang bertindak sebagai ajektif.
Contoh:
Orang kaya itu nenek saya
Lelaki tua ini paman si Ali
c.       Klausa Adverbial
Klausa adverbial adalah klausa terikat yang bertindak sebagai adverbia.
Contoh:
Dia pergi ke sana
Saya akan datang nanti


4.1 Batasan Frase
Frase adalah satuan linguistik yang secara potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih, yang tidak mempunyai cirri-ciri klausa (Cook, 1971: 91; Elson an Pickett, 1969: 73) atau yang tidak melampaui batas subyek atau predikat (Ramlan, 1976: 50); sifatnya tidak predikatif.
4.2 Klasifikasi Frase
Berdasarkan tipe strukturnya, dapat dibedakan :
a.         Frase eksosentris
b.        Frase endosentris
4.3 Frase Eksosentris
Frase eksosentris adalah frase yang tidak berhulu, tidak berpusat atau non-headed (Whitehall, 1956: 9) ataupun noncentered (Cook, 1971: 90)
Berdasarkan struktur internalnya, frase eksosentris ini disebut juga relater-axis phrase atau frase relasional (Bloch, 1968: 165)
Dan bedasarkan posisi penghubung yang mungkin terdapat di dalamnya, maka frase eksosentris atau frase relasional ini pun dapat dibedakan menjadi:
a.       Frase preposisi
b.      Frase posposisi
c.       Frase preposposisi
4.3.1 Frase Preposisi
Frase preposisi adalah frase yang penghubungnya menduduki posisi di bagian depan.
Contoh:
·    di pasar
·    ke sekolah
·    dari warung
·    untuk mereka
·    kepada ibu
4.3.2 Frase Posposisi
Frase posposisi adalah frase yang penghubungnya menduduki posisi di bagian belakang.
Contoh:
Bahasa Jepang:
·         ga       “penanda subyek”
Heitai ga, kureta. “The soldier gave it to me
·         o         “penanda obyek”
Heitai o, mita. “I saw a soldier”
·         de       “by means of; in, on,at”
Kisya de, kita. “I come by train”
4.3.3 Frase Preposposisi
Frase preposposisi adalah frase yang penghubungnya menduduki posisi di bagian depan dan di bagian belakang.
Contoh:
Bahasa Karo:
·         i juma nari                              “dari ladang”
·         i tiga nari                                “dari pasar”
·         i rumah nari                            “dari rumah”
4.4 Frase Endosentris
Frase endosentris adalah frase yang berhulu, yang berpusat atau headed phrase (Whitehall, 1956: 9), yaitu frase yang mempunyai fungsi yang sama dengan hulunya.
Berdasarkan tipe strukturnya, frase endosentris ini dapat pula dibagi menjadi:
a.       Frase beraneka hulu (multiple head)
b.      Frase modifikatif (modifier head). (Cook, 1971: 90).
4.4.1 Frase Beraneka Hulu
Frase beraneka hulu adalah frase yang mengandung lebih dari satu hulu.
Berdasarkan struktur internalnya, frase beraneka hulu ini dapat dibedakan menjadi:
a.       Frase koordinat
b.      Frase apositif
c.       Frase atributif
4.4.1.1 Frase Koordinatif
Frase koordinatif (atau frase serial) adalah frase yang hulu-hulunya mempunyai referensi yang berbeda-beda.
Selanjutnya frase koordinatif ini dibagi menjadi:
a.       Frase koordinatif nominal
b.      Frase koordinatif verbal
c.       Frase koordinatif ajektiva
d.      Frase koordinatif adverbial. (Cook, 1971: 101)
4.4.1.1.1 Frase Koordinatif Nominal
Frase koordinatif  nominal adalah gabungan dua atau lebih frase yang bertipe nominal.
Contoh:
Bahasa Indonesia:
            Kerbau, sapi dan domba itu dijiualnya dengan harga murah.
            Paman dan bibi tak pernah pergi ke Jawa.
            Dia dan kamu tidak mempunyai hubungan darah.
4.4.1.1.2 Frase Koordinatif Verbal
Frase koordinatif verbal adalah gabungan dua atau lebih bentuk verba.
Contoh:
Bahasa Indonesia:
            Kami berembuk dan berunding selam dua jam.
            Pemuda-pemudi itu bernyanyi dan menari sampai pagi.
            Mereka bercanda dan bergurau dengan gembira.
            Sanggupkah kamu membajak dan memacul di sawah?
            Di Puncak kami duduk-duduk dan makan-makan sambil menghirup udara segar.

Frasa koordinat adverbial
      Frase koordinatif adverbial adalah gabungan dua atau lebih frase atau kata yang bertipe adverbial.
      Contoh :
      Pemuda itu menjalankan mobilnya dengan tergesa-gesa dan cepat sekali.
      Pikir dahulu baik-baik serta masak-masak sebelum mengerjakan sesuatu.

Frase apositif
      Frase apositif adalah frase yang hulu-hulunya mempunyai referensi yang sama. Frase apositif umumnya bersifat nominal.
      Contoh :
      Pak Amat, tukang pangkas itu, dipukul orang kemarin.
      Si Inem, pelayan seksi itu bermain dengan baik sekali.

Frase modifikatif
      Frase modifikatif adalah frase yang mengandung hanya satu hulu.
      Dipandang dari segi struktur internalnya, frase modifikatif ini dapat pula dibeda-bedakan atas :
  1. Frase nominal
  2. Frase verbal
  3. Frase ajektival
  4. Frase adverbial

Frase nominal
a.       Frase nominal adalah frase modifikatif yang hulunya berupa nomina atau kata benda.
b.      Contoh :
c.       Orang kuat harus melindungi orang lemah
d.      Anak rajin memang pantas mendapat hadiah.

Frase verbal adalah frase modifikatif yang dahulunya berupa verba atau kata kerja.
            Contoh: Adik sedang belajar dikamar.
                          Ayah belum pulang dari kantor.
            Frase ajektival adalah frase modifikatif yang dahulunya berupa ajektif atau kata keadaan.
            Contoh: Harga mobil itu terlalu mahal.
                           Guru kami pandai sekali bercerita.
            Frase adverbial adalah frase modifikatif yang dahulunya berupa adverbia atau kata keterangan.
            Contoh: Dia pulang kemarin pagi ke kampungnya.
                          Nanti malam ada pertemuan kaum ibu di sini.




























KALIMAT, KLAUSA, DAN FRASE
Dosen Pembimbing : Ibu Eni Zubaidah
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar Bahasa dan Sastra Indonesia
Logo_uny.gif
Oleh
SELLY ARISTA P.              (12108244034)
SOPHIA RACHMA Q.        (12108244086)
NASTITI LINDA F.             (12108244102)
EKO PRASETIYO A.         (12108244109)
MEMA R.                              (12108244116)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012

No comments:

Post a Comment

Followers